Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Trauma Keluarga, Bagaimana Mengatasinya?

4 Februari 2022   23:31 Diperbarui: 6 Februari 2022   23:45 3165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: www.freepik.com

Masing-masing orang pasti punya cerita menarik, dan inilah kisah saya menangani trauma keluarga.

Keluarga inti kami hanya terdiri dari 2 orang, saya dan putri kecil. Dan sebagai seorang single mom yang memiliki kepribadian INFJ sekaligus HSP, saya banyak menuntut kesempurnaan dari anak.

Masalah kami berdua mulai saya sadari sekitar tahun 2018, ketika putri kecil berumur 5 tahun. Saya melihat ada satu jurang pemisah, yang tidak mampu saya sebrangi, di antara kami berdua.

Saat itulah friksi besar mulai terjadi, dan kami berdua sama-sama hancur. Putri kecil mengalami trauma yang dalam. Saya pun koyak berkeping-keping.

Trauma Keluarga

Trauma adalah respon emosional seseorang terhadap kejadian yang amat menyakitkannya. Dimana trauma dapat menyebabkan gangguan mental bahkan penyakit fisik.

Orang dewasa yang mengalami intimidasi fisik, emosi, dan psikologi akan mengalami PTSD (Post-traumatic stress disorder). Yang akibatnya, timbul berbagai macam penyakit fisik untuk jangka panjang.

Ketika trauma menimpa seorang anak kecil, mereka tidak tahu bagaimana mengatasinya. Bahkan alaminya, anak itu tidak mengerti jika sedang mengalami PTSD.

Anggota keluarga yang mengalami trauma tidak mengerti hal yang normal, hal yang tidak normal, bahkan tidak mengerti bagaimana mengubah keadaan tersebut.

Sedangkan, anak kecil yang dibesarkan dengan trauma keluarga akan menganggap 'keanehan' orang tuanya adalah hal yang biasa.

Bahkan, ketika anak itu nanti dewasa, dia tidak mampu memahami perilaku yang tidak wajar atau tidak sehat. Yang artinya, penyimpangan perilaku berlangsung jangka panjang.

***

Saat saya mengetahui fakta itu, baik dari sisi rohani ataupun ilmiah, maka saya segera mengambil beberapa tindakan korektif dan penyembuhan untuk diri sendiri. 

Berikutnya saya membantu anak, yang belum mengerti apapun, untuk berperang dengan PTSD.

Tips Menyembuhkan Trauma Keluarga

Berikut ini adalah tindakan penyembuhan dan pemutusan penyimpangan perilaku akibat trauma keluarga:

  • Menyadarkan diri sendiri dan menggugah anak, bahwa apa yang telah terjadi adalah kejadian yang traumatis.

Meminta maaf dan mengakui kesalahan pada anak bukanlah hal yang memalukan. Seharusnya orang tua malu ketika mengabaikan atau menolak suatu trauma keluarga akibat tindakannya.

Ketika sumber masalah timbul oleh anak, orang tua hendaknya menjelaskan kesalahannya. Minta anak mempelajari dan memahami letak penyimpangannya, serta bagaimana seharusnya dia bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun