Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Prostitusi, Masalah Abadi dan Profesi Abadi

15 Juli 2020   16:27 Diperbarui: 15 Juli 2020   21:28 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi prostitusi. (sumber: freepik.com)

Meskipun muncul gagasan pernikahan yang sah secara hukum, tetapi nafsu seks tidak dapat dilembagakan. Selalu ada alasan untuk memberi celah untuk nafsu seks yang liar.

Dengan demikian, seharusnya, kemajuan peradaban manusia bukan hanya dilihat dari kecanggihan, teknologi, dan digitalisasi. Namun, perlu diperhitungkan dari kemampuan manusia mengendalikan nafsu seks.

Dalam prostitusi, ada 2 jenis pelaku. Yang pertama, kelompok yang miskin, tidak berpendidikan, bahkan tidak memiliki keahlian. Mereka benar-benar mengandalkan tubuh sebagai satu-satunya aset bertahan hidup dan mendapatkan uang.

Untuk kelompok ini, prostitusi sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Uang yang mereka dapatkan untuk menafkahi keluarga. Atau alasan lainnya, untuk mencari suami atau isteri yang mampu secara ekonomi.

Untuk kelompok ini, prostitusi menjadi hal yang benar. Sebab hidup harus disyukuri, dipertahankan, dan diperjuangkan.

Kelompok kedua, kelompok menengah dan mampu. Mereka menjadikan prostitusi sebagai gaya hidup.

Biasanya, pelaku-pelaku prostitusi dari golongan ini berpendidikan. Atau bahkan memiliki pekerjaan lain. Prostitusi bukan satu-satunya mata pencaharian.

Pilihan melakukan prostitusi bukan karena ketidakberdayaan, tetapi karakteristik mental yang cinta akan uang, kemewahan, dan hidup yang glamor.

Pelaku-pelaku prostitusi dari kelompok ini, jarang ada yang bertobat. Bahkan akan terus mempertahankan profesinya. Sebab prostitusi hanya 'kerja sambilan' yang tersembunyi. Bebas dari tudingan dan cap buruk dari masyarakat.

Pandangan Rohani

AD 55 - 57, kota Korintus di Yunani, mirip dengan Sodom dan Gomora di masa Lot. Hedonisme menjadi gaya hidup masyarakat Korintus masa itu. Isu utamanya adalah degradasi moral.

Kehidupan orang-orang Korintus hanya seputar pemujaan dewi Aprodite, pesta pora, makan apapun di meja persembahan, minum anggur hingga mabuk, hubungan seksual dengan siapapun dan apapun (asalkan nafsu seks terpenuhi), dan tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun