Mohon tunggu...
Kholilatul Ummah
Kholilatul Ummah Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat Perempuan

Love Allah, love Muhammad, love Islam, love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bila

4 Juli 2019   23:05 Diperbarui: 4 Juli 2019   23:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila rasa ini tak bisa lagi menyentuh rasamu, dan senyummu masih bersembunyi dibalik sedih itu, maka biarlah bahagiaku engkau bawa pergi hingga suatu saat kembali dalam kesadaran Ilahi, bukankah ruang ini berjalan bersama waktu, entah di detik yang mana cahaya kan membuka tabir hati bahwa cintaku benar-benar tulus suci.

Bila aku tak lagi bisa berkata dengan suara dan mulutku, semoga kata-kata yang tercatat disini mengingatkanmu bahwa apa yang pernah kukatakan benar-benar engkau mengerti suatu hari nanti. Meski aku mungkin hanya bisa menyaksikannya di alam sunyi. Namun aku bahagia bahwa selama hidupku aku berpegang cinta atas nama Ilahi. Dia yang melahirkanku ke dunia karena CINTANYA, dan CINTA  itu pula yang menghayati ruh hati selama ini.  

Bila kata ini telah menjadi CINTANYA, aku telah bahagia mewujud deretan simbol yang berjejer satu persatu disini,  meski mungkin tak bermakna bagi siapa saja yang membacanya, tetapi bagi yang memahami semoga saja akan menemukan seberkas sinar terang cahaya yang mengilhami, bahwa cinta itu tentang pembuktian nyata di sepanjang hidup ini, meski apapun yang terjadi, sedih disabari, bahagia disyukuri.

Bila hatimu yang tersembunyi itu menjadi tempatmu jatuh cinta setiap hari  bagi DIA yang menghuni, lalu siapapun yang datang mengagungkan DIA bersamamu setiap kali, cukuplah ia yang disebut manusia sempurna, yang akan menjadi teman perjalananmu hingga akhirat, meninggalkan duniawi. 

Dengan cahaya CINTANYA engkau akan mengenalinya di surgaNYA nanti, meski di dunia ini engkau tak pernah bertemu, sekalipun tersembunyi di sudut semestaNYA kini.

Allahu Akbar...!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun