“Kutunggu diruang ICU ya, maap jadi merepotkan.”pesan singkat yang kukirim ke Hasna.
Lelah sudah pasti, tetapi aku akan menunggumu sampai sembuh. Senyummu akan mengobati lelahku.
“Bagaimana keadaan bang Eka?”Hasna datang di ruang tunggu ICU.
“Alhamdulillah lebih baik, tetapi belum sadar. Do’akan ya semoga lekas sembuh.” Kuberitahu keadaan bang Eka.
-----------
1 Syawal 1437 H datang besok, Ramadhan berlalu.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. LaailahaillahuAllahu Akbar.. Allahu Akbarwalillahi hilham.. gema takbir berkumandang.
Ingin menangis rasanya 1 Syawal tahun ini tidak bisa seperti yang lain penuh suka cita menyambut idul fitri. Aku dirumah sakit menungguin bang Eka. Bang Eka sudah dipindah diruang inap tidak lagi di ICU. Keadaannya sudah semakin membaik daripada 3 hari yang lalu. Sudah sadar, bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Dia meneteskan air mata mendengar gema takbir, tetapi belum bisa berkata-kata. Aku tahu bang Eka juga sedih tidak bisa merayakan lebaran seperti tahun sebelumnya.
“Aku ada disampingmu bang. Tetap semangat ya!” kuusap air matanya.
Bang Eka mengedipkan matanya. Iya bahasa isyarat dari matanya yang bisa dilakukan sementara ini.
“Abang makan dahulu ya.”kusuap bubur untuk makan malamnya.
“Selamat hari raya idul fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Semangat Hasibah. Semoga lekas sembuh bang Eka.“pesan singkat dari Karisa.