“Assalamu’alaikum bunda, ayah. Ridho datang.”Ridho datang bersama adik iparku.
“Waalaikumsalam, ayo sini nak. Ayah kangen bermain bersama Ridho.”bang Eka meneteskan air mata melihat Ridho.
“Ayah jangan menangis. Ridho ingin ayah segera sembuh dan bisa bermain lagi. Semangat ayah, I Love You Dad.”Ridho memeluk ayahnya.
Kedatangan Ridho setidaknya menambah semangat bang Eka untuk pulih dari keadaannya. Dua jam bersama Ridho membuat ruangan ini seperti di rumah sendiri, canda tawa Ridho yang memeriahkan suasana.
“Kak aku pulang bersama Ridho, jaga kesehatan kakak juga. Cepat sembuh ya.”pamit adik iparku dan Ridho.
Ketika sakit itu ujian dari Allah, sebagai hambanya berikhtiar dan berdo’a yang kulakukan. Allah tidak akan sekali-kali menguji hambaNya diluar kemampuan hambaNya.
-------------------
Seminggu diruang ini, tembok bercat putih. Perkembangan bang Eka semakin membaik, tangannya sudah bisa digerakkan sedikit. Syukurku padaMu Ya Allah, bersyukurlah yang membuat bahagia. Bahagia?bahagia itu sederhana melihat perkembangan bang Eka semakin membaik dan senyumnya mulai mengembang.
“Makan dahulu ya bang. Semoga besok dokter mengijinkan pulang.”kusuap bubu menu makan pagi.
“Assalamu’alaikum.”Hasna dan suaminya datang.
“Waalaikumsalam, silahkan masuk. Terima kasih sudah datang.”kupersilahkan mereka masuk.