Mohon tunggu...
Lintang Tanpa Lin
Lintang Tanpa Lin Mohon Tunggu... -

Semakin jauh melangkahkan kaki di tengah jalan bernama "hidup", semakin ingin aku menyuratkannya dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Larut Malam Pukul Dua Pagi

10 Maret 2010   07:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:30 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Larut malam yang tak lagi bisa dibilang malam
Larut malam ketika nelayan mulai mendorong sampan-sampan dari tepi pantai, berambisi menjaring ikan dalam jala yang akan ditebarnya
Larut malam ketika perut yang pukul tujuh tadi sudah diisi, mulai keroncongan, gaduh, memantul di dinding-dinding, memecah keheningan kamar tempat orang-orang terbuai nina bobo nyanyian jengkerik
Larut malam dan mataku masih terbuka lebar, berkhayal dengan kepala di atas bantal bersarung hijau
Larut malam, ketika jengkerik mulai bernyanyi meramaikan pesta para binatang malam yang keluar setelah siang tadi hanya mengintip dari lubang kunci di celah-celah lentisel pohon, daun-daun, dan semak-semak
Larut malam, dua jam setelah Jumat jadi Sabtu, dan aku masih menatap langit-langit rendah kamar, takut, tapi menanti pagi yang berharap cepat datang, tak sabar untuk kembali berjalan, sambar mimpi-mimpi malam ini
Larut malam, tirai netra mulai kututup, dan kukaitkan kencang
dan…aku mimpi..
mimpi mengejar mimpi..

[caption id="attachment_90447" align="aligncenter" width="225" caption="2am when i'm still awake"][/caption] Photo by. Cupid

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun