Kuhabiskan waktu menyelami hidupmu
tak juga banyak kupahami
sebab lembaran-lembaran tubuhmu
mesti berulang kali dieja
Di halaman pertama
kubaca pengantar perihal riwayatÂ
kau tumbuh dan besar dipoles zaman
hingga kini beberapa orang mulai mencintaimu
walau tak seperti cinta IbrahimÂ
pada anaknya
Di bagian isi
mataku perih memaknai kalimat seruan
tentangmu yang dicetak berkali-kali
tanpa izin
sedang di tempat lain namamu harumÂ
dipuji-puji penggemar
Di sampul akhir kisahmu
orang-orang berjuang merawatÂ
lalu merayakan hari lahirmu
dan aku pun turut mekar di taman ini
taman yang dikelilingi pembacaÂ
sambil mengenang pesan guru
"Buku adalah jendela dunia, bacalah!"
Sarjo, 23 April 2021