Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Sniker, Sepatu Merakyat yang Seharusnya Manusiawi

15 Desember 2019   18:07 Diperbarui: 16 Desember 2019   04:13 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sniker (Foto :Fashionbeans.com)

Sepatu karet yang di abad 18 mirip alas kaki kungfu dengan bentuk sepatu sebelah kiri dan kanan sama, berkembang menjadi sepatu yang ramah dan modis di abad 21. Untuk menjadi seperti sekarang, sepatu ini melalui proses panjang.

Disebut 'sneaker' karena sepatu karet ini tidak berisik. Pada 1892, suatu perusahaan karet di Amerika mulai membuat sepatu karet dengan merek Keds. 

Produk masal pertamanya dilakukan pada 1917. Lalu, merek merek seperti Converse - All Star lahir. Selanjutnya, pada 1924 sniker mendunia. Ini terjadi ketika seorang Jerman bernama

Adi Dassler menciptakan sniker dengan merek seperti namanya sendiri, Adidas. Adidas menjadi sepatu Jessie Ownes yang mencapatkan medali emas di Olimpiade 1936. Saudara Adi, Rudi kemudian menciptakan pabrik sepatu bermerek Puma.

Di tahun 1950 an, sniker sempat menjadi bentuk pernyataan pemberontakan. Anak sekolah merasa sniker adalah sepatu paling sesuai dengan semangatnya.

Berbagai merek bermunculan. Di tahun 1984, Nike merilis Air Jordans yang ditandatangani oleh Michael Jordans. Ini disebut sebagai sniker yang ikonik, yang mereknya terus berkembang hingga kini. 

ESPN melaporkan bahwa Nike memerlukan USD 500.000 yang harus diberikan tunai kepada Jordan untuk masa 5 tahun untuk mendapatkan kontrak itu (Businessinsider.com, 14 Desember 2019).

Perkembangan sniker makin nyata. Baik Nike, Reebook dan Adidas terus memproduksi dan membuat perbedaan. Sniker dengan renda. Juga, sniker punya ragam pengguna. 

Sniker untuk pelari. Sniker pendaki gunung. Sniker untuk papan luncur. Masing masing memerlukan inovasi dan teknologi, dan tentu harga yang berbeda.

Sektor Ekspor Gemuk Penuh Peluh dan Airmata

Indonesia adalah satu dari ekportir produk alas kaki dengan ceruk sebesar 2,8% dari pasar produk global, dengan nilai $ US 3,86 miliar di tahun 2013. Dari jumlah itu, 79% dari ekspor itu adalah sepatu olah raga (BPS, 2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun