Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Suku-suku Baru di Masyarakat Sipil dan Sumpah Pemuda

28 Oktober 2019   20:40 Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:47 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrsi Polarisasi (Foto :CCO Public Domain)

Suku Suku Baru dalam Masyarakat Sipil Indonesia 

Sempat muncul persepsi bahwa media sosial (medsos) lebih bising daripada realitas politik yang ada. Ini tidak bisa dipersalahkan, karena politisi yang menjadi corong politik di media arus utama dan media sosial tetap kencang dalam membangun persepsi.

Di tengah suasana penantian masa pelantikan Presiden terpilih Jokowi dan paripurna DPR masa kerja 2014-2019, terjadilah isu pansel pimpinan KPK yang dianggap bermasalah dan revisi UU KPK, yang dilakukan tanpa konsultasi publik. Polemik muncul dan suku bertambah karena teepecah. Bahkan, Cebong juga terbelah. Pro revisi dan jintra revisi UU KPK. 

Polarisasi terus berlanjut, terutama karena adanya sentimen radikalisme yang dianggap ada dalam tubuh KPK. Beberapa 'buzzer' pendukung pemerintah dan DPR menggunakan sentimen itu untuk melemahkan KPK.

Isu revisi UU KPK sebenarnya bisa membuat masyarakat sipil bersatu. Tetapi tidak. Polarisasi makin tajam.

Dan, masyarakat sipil terpana ketika Prabowo diangkat menjadi Menteri Pertahanan. Mereka mempertanyakan tentang relevansi hiruk pikuk di tingkat masyarakat, sementara elit politijkberdamai. Tapi, bukan berarti polarisasi berhenti. Suku suku tetap bersahutan. Bergerombol. 

Jadi, sebetulnya ada apa di masyarakat sipil kita?

Apakah masyarakat sipil sadar bahwa pembentukan suku suku baru tak menguntungkan demokrasi di tengah pelemahan gerakan anti korupsi dan pelanggaran HAM.

Sejarah Suku Baru di Dunia

Di masa pembentukan demokrasi di Atena, reformasi di kalangan masyarakat sipil membentuk apa yang disebut "phylai"atau suku. Ini adalah bentukan dari kekuatan aristrokrasi. Kala itu, keanggotaan suku membutuhkan pendaftaran berdasar peran peran lama yang diturunkan, maupun peran barunya.

Terdapat suku the Boule (senat). Namun terdapat kompetisi di antara pasukan perang, kelompok seni, kelompok olahragawan yang ada di wilayah itu. Terdapat suku suku yang punya 'previledge' karena akses yang lebih besar pada sumber daya tertentu, seperti tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun