Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara Suara dan Pengkhianatan

7 Oktober 2019   18:50 Diperbarui: 8 Oktober 2019   06:14 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku masih diam. Aku berjalan ke kulkas kecil di ruang praktek dan mengambil Jus Jambu dingin buatan istriku, yang sengaja kubawa dari rumah. 

Aku tuang jus ke dua gelas kecil yang ada di rak gelas di sebelah meja praktek. Kusodorkan segelas kepadanya. Sementara, aku minum pelan jus ku. 

Jimmy segera meminum cepat dan tandas jus jambu itu. Ia letakkan gelas kosong di meja. 

Untuk sementara, kami diam. 

Karena ini pertemuan ketiga dan mungkin terberat bagi Jimmy, aku lebih banyak diam menunggu sampai Jimmy siap berbicara dan menuntaskannya. 

"Suara suara itu katakan agar saya tetap pada keputusan itu. Tapi, ada suara lain. Hati saya juga berbicara. Melawan suara suara yang lain itu", Jimmy menyambung. 


Ia terdiam lagi.

Aku coba tetap mengontrol keinginan untuk bertanya macam macam. 

Saya pelan tanya "Mau minum lagi? Yang hangat?". 

Jimmy menjawab "Air dingin saja. Terima kasih, dok". 

Aku segera berdiri mengambil gelas baru dan mengisi air dingin dari dispenser. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun