Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Pejantan Mati Pasca Bulan Madu, tapi Madu Bisa Abadi di Puncak Piramida

2 April 2019   22:09 Diperbarui: 25 April 2019   13:36 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunjukkan sarang lebah(KOMPAS/LUCKY PRANSISKA)

Madu Abadi di Puncak Piramida
Rupanya bukan hanya berlian, madu pun abadi. Pengetahuan manusia tentang bertahan lama dan nyaris abadinya madu adalah terjadi pada tahun 2015, ketika seorang arkeolog menemukan madu di Piramida peninggalan Raja Firaun di Mesir.

Madu itu masih bisa dimakan, sekalipun sudah berusia 3.000 tahun. Luar biasa, walau ini dapat dipahami karena madu memiliki kandungan air yang rendah, gula yang tinggi, plus adanya hidrogen peroksida yang memungkinkan bakteri tidak tumbuh.

Lalu, apa rahasia keawetan madu yang ditemukan di piramida? Pertama, ia disimpan pada temperatur rendah, tak terkena sinar matahari secara langsung. Kedua, ia dipertahankan tidak lembab. Ketiga, ia disimpan dengan penutup yang rapat.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Sejarah Tua Madu
Penemuan madu di puncak Piramida itu mengkonfirmasi bahwa madu punya sejarah tua. Bahkan, sejarah telah menempel pada dinding di Valencia Spanyol, bahwa madu sudah ada sejak 8.000 sampai 9.000 tahun yang lalu. Di dinding tersebut terdapat gambar para pemburu madu yang sedang membawa obor mencari madu dalam gua gua.

Seorang peneliti dari Universitas Bristol Inggris, Alfonso Alday, menganalisis adanya tempat madu yang ada di kapal masa pra sejarah. Penemuan membuktikan adanya lilin atau malam yang telah dipakai sejak abad 7 SM ,sebagai bagian dari upacara spiritual, kosmetik, lapisan kedap air, dan obat serta bahan bakar. Adalah mengherankan bahwa manusia masih saja sibuk mencari pengganti gula ketika madu sebetulnya bisa menjadi solusinya.

Pada perjanjian lama, terdapat kisah Tuhan yang memberikan madu yang berlimpah kepada Yakub, dengan memberikan bekal gandum, zaitun dan madu sebagai kekayaan bangsa Israel.

Madu juga disebut dalam berbagai kita suci lain, termasuk Alqur'an. "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: 'Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,' kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (Quran Surat An-Nahl Ayat 68-69). Jelaslah, posisi madu yang penting dalam pesan Tuhan. Posisi madu dalam kitab kitab suci ini tentu ini punya makna penting untuk manusia. 

Pada masa Romawi Kuno, madu dipergunakan untuk mengobati luka akibat peperangan. Hannibal, misalnya, diceritakan memberikan madu kepada pasukannya yang terluka. Pada abad 10, Raja raja dan ratu Inggris juga membuat anggur dari madu. Soal manfaat madu yang lain kita percayakan saja pada lebih dari 25 juta situs berbahasa Indonesia yang dengan mudah dapat kita 'google'.

Terdapat dua jenis madu. Madu hutan yang memiliki bahan yang murni dari alam. Madu ini asli dan tak mengandung bahan berbahaya, pengawet atau bahan kimia. Tak heran madu menjadi suplemen kesehatan yang baik. Selain itu terdapat madu yang diperoleh dari peternakan lebah. Dalam perkembangannya, terdapat pula madu yang tidak asli, dicampur dengan air dan gula. Bahkan kadang diberi pengawet dan spirtus. Entahlah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun