Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Transformasi Petani Menjadi Pelaku Agribisnis Adalah Keharusan Agar Kesejahteraan Itu Ada

14 Juni 2019   15:51 Diperbarui: 14 Juni 2019   16:22 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya sebelah kanan bersama seorang teman TNI yang juga adalah Petani. Saat berada di BPTP Sulut.  Dokpri

Salam mimpi swasembada.  

Ketika saya sedang berada di kebun jagung saya,  sejak dari pagi tadi, awan gelap menyelimuti langit diatas perkebunan jagung saya, dan benarlah dugaan saya,  akhirnya hujan berkat itu turun juga.  

Akhirnya, sampailah saya di gubuk perjuangan saya,  duduk manis ditemani secangkir kopi dan lambaian daun jagung yang bergerak gerik terkena siraman air hujan dan tiupan angin sepoi seakan mau menyampaikan jikalau dia bahagia. 

Hatipun gembira dan mulai menuliskan ini semua. 

Kali ini saya rindu untuk menuliskan tentang
PETANI yang ber Transformasi menjadi seorang AGRIBISNIS seperti apa yang saya yakini dan alami. 

Pada dasarnya Petani adalah seseorang yang tentu saja bergerak di bidang pertanian, profesi petani adalah profesi yang mengolah tanah dengan tujuan untuk menanam, menumbuhkan dan memelihara tanaman, dengan tujuan agar mendapatkan hasil dari tanaman tersebut untuk dipakai secara pribadi atau menjualnya guna memenuhi kebutuhan hidup yang lain. 

Sementara yang dimaksud dengan Agrobisnis / Agribisnis jika menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Istilah "agribisnis" diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang merupakan lakuran dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis).

Jika saya sederhanakan lagi,  bagi saya,  Agribisnis merupakan orang yang melakukan usaha di sektor pertanian baik itu sejak proses budidaya ataupun proses pemasaran / penjualan,  ataupun proses budidaya sampai kepada proses pemasaran. 

Seorang petani yang hanya membudidayakan tanaman juga bisa dikatakan pelaku di sektor agribisnis,  dan ketika sang petani memanen hasil tanaman yang dia budidayakan,  sang petani menjualnya kepada penampung yang sebenarnya juga merupakan pelaku agribisnis. 

Para penampung juga dinamakan pelaku di sektor agribisnis karna penampung memiliki usaha menjual kembali hasil pertanian itu ke pasar atau ke penampung lain atau ke konsumen langsung. 

Sementara bagi saya pribadi,  salah satu kunci pokok keuntungan yang akan diperoleh oleh petani adalah pada saat proses penjualannya.
Semakin kita memotong panjang rantai proses penjualan yang ujungnya dipegang olehnkonsumen,  maka hasil keuntungan yang akan petani dapatkan akan lebih besar atau lebih baik. 

Selama ini, yang ada dalam pikiran petani kebanyakan adalah jika seorang petani ingin lebih meningkatkan hasil keuntungan dari proses budidaya nya selama ini maka seharusnya sang petani harus menguasai setiap proses dari Hulu sampai Hilir. Dari sejak Olah Lahan,  Penanaman,  pengendalian Hama Penyakit hingga Panen.

Namun, ada satu hal terakhir yang terpenting yg sering di abaikan petani, itu adalah PEMASARAN.
Meskipun petani hebat dalam budidaya tapi tidak menguasai proses pemasaran sehingga komoditas di tawar murah oleh pasar/penampung sama juga petani itu mengalami gagal panen.  

Sebaliknya juga meski seorang hebat dalam pemasaran namun tidak mau belajar proses budidaya yang baik hasilnya sama saja.

Jika petani bisa menguasai proses budidaya & belajar tentang memasarkan serta memahami, membuka atau bahkan bisa menciptakan jaringan pemasarannya, otomatis pendapatan petani akan lebih maksimal & si petani pun akan lebih sejahtera.

Saya yang duduk.  Saat panen jagung hibrida.  Dokpri
Saya yang duduk.  Saat panen jagung hibrida.  Dokpri

Kuncinya seorang petani juga harus berpikir seperti seorang pebisnis.
Sebagai petani janganlah kita hanya memikirkan bagaimana agar tanaman yang kita budidayakan bisa subur dan mendapatkan hasil yang banyak,  namun marilah kita belajar bagaimana agar produk pertanian kita mendapatkan harga terbaik oleh pasar. 

Selain PEMASARAN,  salah satu unsur yang bisa meningkatkan penghasilan sang petani adalah proses menambah nilai jual suatu komoditi dengan cara menjadikan hasil komoditi kita atau hasil tanaman yang kita budidaya menjadi suatu PRODUK olahan. 

Satu contoh yang pernah saya lakukan adalah ketika saya menanam jagung pakan yang seluas 4 Hektare dengan potensi hasil yang saya dapatkan adalah sebanyak 14 Ton jagung kering yang sudah di rontok dari tongkolnya dan siap dijual ke penampung / gudang ketika itu. 

Proses perontokan biji jagung dari tongkol.  Dokpri

Saat itu jagung saya dihargai Rp.3.200/kg oleh penampung.  Berarti jika saya langsung menjualnya ke penampung ataupun gudang maka saya akan mendapatkan hasil Rp. 44.800.000. 

Namun ketika itu saya berfikir untuk tidak menjual ke penampung dan memilih untuk menggiling nya menjadi tepung jagung maka jagung saya akan dihargai Rp.4.000 - Rp.4.200/kg untuk harga tepung jagung dipasaran ketika itu. 

Jika jagung yang sudah saya olah menjadi tepung jagung tadi dijual dengan harga katakanlah Rp. 4.000/kg,  berarti saya mendapatkan keuntungan penjualan sebesar Rp.56.000.000 dikurangi Rp. 2.000.000 (anggaran proses pengepungan)  = Rp. 54.000.000 yang saya dapatkan dari penjualan jagung yang di olah menjadi tepung. 

Tanaman Jagung menjelang Panen.  Dokpri
Tanaman Jagung menjelang Panen.  Dokpri

Berarti, minimal nya saya mendapatkan selisih keuntungan lebih sebesar Rp.10.000.000 jika saya mengolahnya menjadi tepung jagung.
Namun sebelum menggiling nya menjadi tepung saya sudah terlebih dahulu mengecek pasar / konsumen untuk saya menjualnya.  

Biji Jagung yang di olah menjadi Tepung Jagung memberikan nilai tambah sehingga keuntungan yang didapat pun bisa lebih.  Dokpri
Biji Jagung yang di olah menjadi Tepung Jagung memberikan nilai tambah sehingga keuntungan yang didapat pun bisa lebih.  Dokpri

Nah,  jika demikian kita bisa mendapatkan untung yang lebih dari hasil budidaya yang kita tanam. 

Sekarang ini saya juga sedang mempelajari bagaimana proses pembuatan saus tomat untuk mengolah tanaman tomat saya.
Ketika itu, saya seakan dipaksa untuk mencari cara atau jalan keluar agar kerugian yang saya alami ketika saya menanam tomat tidak akan terulang kembali. Bagaimana tidak,  ketika itu harga tomat dipasaran terjun bebas ke harga Rp.500 - Rp. 1.000 / kg untuk harga pembelian dari penampung kepada saya sebagai petani.

Tomat Varietas Beta villa.  Dokpri
Tomat Varietas Beta villa.  Dokpri

Pengalaman pahit itu akhirnya mendorong saya memutuskan untuk mempelajari proses pembuatan saus tomat agar ketika harga tomat jatuh,  saya akan memilih untuk mengolahnya menjadi suatu produk yang bisa saya jual sehingga saya bisa luput dari gagal panen. 

Foto saat menjelang panen perdana, namun di jemput dengan anjloknya harga Tomat ketika itu.  Dokpri
Foto saat menjelang panen perdana, namun di jemput dengan anjloknya harga Tomat ketika itu.  Dokpri

Karena bagi saya istilah gagal panen bukan hanya soal ketika tanaman saya diserang hama atau penyakit,  melainkan juga ketika harga jual dipasaran anjlok maka saya juga mengalami gagal panen.  Karena pada prinsipnya serangan hama penyakit dan harga anjlok adalah sama,  yaitu sama sama buntung atau rugi. 

Nah,  dari kisah pengalaman saya di jagung dan tanaman tomat itu hanyalah sebuah contoh nyata yang saya alami tentang bagaimana kita akan mengolah komoditi hasil budi daya kita sendiri. 

Intinya yang mau saya sampaikan adalah Selama petani tidak memiliki jiwa agribisnis untuk menguasai proses dari hulu sampai hilir maka omset yang si petani dapatkan tidak akan meningkat. 

Kita sebagai petani juga harus mampu untuk menganalisa pasar,  juga harus mampu untuk mencari jalan keluar atau memecahkan suatu masalah yang kita hadapi. 

Jika saat komoditi kita dihargai murah oleh pasar,  maka berpikirlah untuk mengolahnya menjadi suatu produk olahan ataupun menjadi produk makanan jadi.  Intinya jangan sampai hasil jerih payah kita sebagai petani membuat kita rugi. 

Anak saya.  Dokpri
Anak saya.  Dokpri

Jika anda yang membaca ini adalah seorang petani yang menanam pisang atau singkong, dan ketika Anda menjualnya di pasar, dan pisang atau singkong anda hanya ditawari murah.  

Maka, yang harus anda lakukan adalah pulang kembali ke rumah sambil membawa kembali pisang atau singkong anda yang dihargai murah itu, letakkan pisang atau singkong hasil dari kebun anda itu lalu pergi ke warung beli minyak kelapa,  sesampai dirumah, bersihkan pisang atau singkong lalu dipotong halus kemudian goreng,  tiriskan dan kemas dalam wadah plastik dan segera kembali ke pasar yang anda datangi tadi dan jual kembali keripik pisang atau keripik singkong anda. 

Kita sebagai petani harus mampu melihat celah bisnis yang ada.  Marilah kita sebagai petani jangan hanya terpaku pada proses budidaya nya saja, melainkan marilah kita mulai meningkatkan kapasitas kita sebagai pelaku agribisnis yang mampu melihat peluang yang ada. AGAR PETANI LEBIH SEJAHTERA. 

Salam Mimpi Swasembada.

Saya.  Dokpri
Saya.  Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun