1. Mulailah dari Kesadaran Diri Sendiri tentang Zero Waste
Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Tingkatkan kesadaran diri tentang pentingnya mengurangi sampah. Pahami bahwa setiap tindakan kita, sekecil apa pun, memiliki dampak terhadap lingkungan. Dengan menyadari hal ini, kita dapat lebih bijak dalam memilih dan menggunakan produk sehari-hari, terutama saat Ramadan.
2. Rencanakan Menu dan Porsi Secukupnya
Perencanaan menu adalah kunci utama untuk menghindari pemborosan. Buatlah daftar menu berbuka dan sahur yang seimbang --- misalnya perpaduan protein, karbohidrat, dan sayuran berserat tinggi. Hitung porsi sesuai jumlah anggota keluarga agar tidak ada makanan tersisa.
Misalnya, jika memasak Manuk Saung Nderu, pilih ukuran ayam yang pas. Sisa daging bisa diolah menjadi lauk sahur, seperti ayam suwir atau campuran nasi goreng. Dengan cara ini, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menghemat pengeluaran.
3. Belanja di Pasar Tradisional dan Pilih Bahan Lokal
Belanja di pasar tradisional membantu mengurangi plastik berlebih. Di Kedang, misalnya, pedagang menjual bahan segar tanpa kemasan berlebihan: sayur dibungkus daun, ikan segar tanpa styrofoam, dan rempah dijual dalam jumlah kecil sesuai kebutuhan.
Bawalah tas kain atau bakul anyaman saat belanja, dan pilih bahan lokal yang lebih ramah lingkungan. Selain mengurangi limbah, kita juga turut mendukung petani dan nelayan lokal yang menggantungkan hidupnya pada hasil bumi dan laut.
4. Bawa Wadah Sendiri Saat Membeli Takjil
Tradisi membeli takjil memang jadi bagian khas Ramadan, tetapi kemasan plastiknya sering kali menjadi masalah. Solusinya sederhana: bawa wadah sendiri! Gunakan kotak makanan untuk gorengan atau kue basah, dan siapkan botol kaca untuk minuman seperti es cincau atau kolak.
Di banyak daerah, gerakan bawa wadah sendiri mulai digalakkan. Beberapa pedagang bahkan memberikan potongan harga sebagai bentuk apresiasi. Ini kebiasaan kecil yang bisa menjadi inspirasi untuk mengurangi limbah plastik yang sulit terurai.