Mohon tunggu...
Leumara Creative
Leumara Creative Mohon Tunggu... Chef de Cuisine

Seorang Kuli Wajan yang baru Belajar untuk Menuangkan secuil kisah dan pengalaman lewat tulisan, karena di semesta ini "TRADA YANG TRA BISA". Semoga karya tulisan ini menjadi harta yang tak pernah hilang ditelan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

War Takjil: Tradisi Seru yang Selalu Dirindukan

6 Maret 2025   03:07 Diperbarui: 6 Maret 2025   05:13 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
War Takjil Ramadan 2025 (Dokumentasi Pribadi)


Ketika senja mulai merayap dan azan magrib tinggal hitungan jam, jalanan mendadak ramai oleh orang-orang yang berburu takjil. Suasana ini seperti ritual tak tertulis di bulan Ramadan --- penuh semangat, sedikit perjuangan, tapi selalu menyenangkan. Dari lapak-lapak sederhana hingga pasar kaget yang muncul dadakan, semua jadi medan "perang" takjil. Tapi, siapa takut? Justru inilah salah satu momen paling seru yang bikin Ramadan makin berwarna.

Takjil: Lebih dari Sekadar Kudapan Manis

Bagi banyak orang, takjil bukan cuma soal mengisi perut setelah seharian berpuasa. Ini adalah simbol kebersamaan dan tradisi yang melekat kuat. Bayangkan, sepiring kolak pisang yang disantap bareng keluarga, atau segelas es cendol yang segarnya langsung membasuh dahaga. Rasanya ada kehangatan tersendiri saat menyantap makanan sederhana ini bersama orang tersayang.

Menariknya, setiap daerah punya takjil khas yang bikin penasaran. Di Jawa, ada bubur candil dan setup kolang-kaling. Di Sumatra, ada es timun suri yang segar. Sementara di timur Indonesia, takjil bisa berupa pisang goreng hangat yang disantap dengan teh manis. Keberagaman ini yang bikin war takjil jadi lebih seru --- kita seperti diajak mencicipi kekayaan kuliner Nusantara dalam satu tempat.

Sensasi Seru Berburu Takjil di Lapangan

War takjil bukan sekadar belanja, ini adalah petualangan mini yang penuh cerita. Mulai dari berdesakan mencari lapak favorit, bersaing sehat demi dapatkan menu incaran, hingga kejadian lucu seperti rebutan onde-onde terakhir di meja pedagang. Ada juga momen heroik saat berhasil membawa pulang bungkus terakhir es pisang ijo --- rasanya seperti menang lotre kecil!

Biasanya, pasar takjil mulai ramai sejak pukul empat sore. Semakin mendekati waktu berbuka, suasana makin padat. Aroma gorengan menyeruak, suara penjual memanggil pembeli bersahutan, dan antrean mengular di lapak-lapak laris. Tapi justru ini yang bikin suasana Ramadan terasa begitu hidup.

Takjil Rumahan vs Takjil Pasar: Mana yang Lebih Juara?

Sebagian orang memilih membuat takjil sendiri di rumah. Selain lebih sehat dan bisa dikreasikan sesuka hati, memasak takjil juga bisa jadi momen bonding keluarga. Bayangkan serunya bikin kolak bareng anak-anak, atau mencoba resep dadar gulung isian kelapa yang manis legit.

Tapi, pesona takjil pasar memang sulit ditolak. Ragam pilihannya bikin lapar mata: dari gorengan renyah, kue basah yang lembut, hingga minuman dingin berwarna-warni yang seakan berteriak "beli aku!" di balik etalase kaca. Belum lagi sensasi menemukan makanan baru yang mungkin belum pernah dicoba sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun