Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kelopak Jasadmu Melemah pada Karusi Jiwa

12 Oktober 2020   15:00 Diperbarui: 12 Oktober 2020   14:59 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Aku masih disini ..
Tidak usah dirimu mencari mawar, melati, atau teratai
Jangan pula bertanya tentang mentari, bintang, dan mungil malaikat kecil tanpa sayap
Sampan dan perahumu tidak pernah karam di terpah gelombang
Hanya sejenak tertahan pada anila yang enggan untuk bertiup

Cahaya sunyi telah terajut di ikatan indah Qalam yang engkau sebutkan
Menjejak di rimbun jiwa
Keberadaanmu telah tertera di selayaknya engkau berada
Pada jiwa di kelopak mekar sang lena netra meruah

Tidak perlu bertanya tentang apa dan bagaimananya
Engkau tahu dimana koma, dimana titik, dimana tanya dan jawabnya

Engkau tahu ..?
Raga kelopak jasadmu melemah pada karusi jiwa
Hingga embun resah engkau biarkan berdendang manja di kusut kata

Dengarlah ....
Pada bait indah di larik rindu untukmu
Pandai pada kepala bertaut sujud di tinggi bentang sajadah
Engkau ada disana bersama sunyi di bulir-bulir Asma yang merela

Engkau adalah bintang di antara bias sinar purnama
Yang hanya dapat terlihat di kolam sukma di batin jiwa
Tetaplah disana jangan beranjak untuk menoleh di semenanjung rupa
Walau yang tertangkap raut sendu kasih yang menghiba

Tetaplah di bentang sajadah tanpa lena
Indah Jannah dalam cerita ada padamu di kedalaman bening indah dua retina

Kediri, 12 Oktober 2020
Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Catatan:

Karusi= Penyakit yang ditandai dengan keinginan hidup hanya untuk bekerja. Membawa kepada kehidupan yang tertekan karena tujuan. Jika tidak tercapai akan timbul depresi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun