Mohon tunggu...
M IqbalMauliddin
M IqbalMauliddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa hubungan Internasional UINSA

Seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Harus Bermigrasi ke Negara Lain?

1 Juli 2021   21:30 Diperbarui: 1 Juli 2021   21:49 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hubungan Internasional mengkaji kasus permigrasian dari banyak sisi, Misalnya saja dari aspek keamanan para migrant, seperti yang tertulis pada General Assembly resolution 2017 yang menyatakan "Acknowledging the relevant contribution of the International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families to the international system for the protection of migrants."[1]

Tak hanya memratifikasi bagaimana kewajiban negara negara dalam melindungi hak hak para migran,  resolusi tersebut juga menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk memutuskan apakah dia ingin meninggalkan negara asalnya dengan alasan tertentu atau kembali ke negara asalnya dengan alasan tertentu juga. Negara tidak seharusnya melarang atau menghalangi para migran yang ingin pergi atau datang ke suatu negara.

Kewajiban untuk melindungi nasib para migran atas nama kewajiban kemanusiaan seperti yang sudah disepakati dalam resolusi harus dilakukan oleh tiap tiap negara. Untuk itulah artikel ini akan membahas dinamika alasan seseorang atau sekelompok orang yang memutuskan untuk meninggalkan negaranya untuk bermigrasi ke negara lain. 

Amerika Serikat sebagai negara paling favorit untuk mengadu nasib

Dimulai dari Amerika Serikat yang merupakan negara paling menjadi tujuan bagi banyak orang untuk merubah nasib, berharap agar bisa memperbaiki hidup di negeri Paman Sam. Patung Liberty yang terletak di Kota New York menjadi ikon kebebasan bagi Amerika Serikat, dan sekaligus merupakan pemandangan yang ramah bagi para imigran yang datang dari luar negeri. 

Oleh karena itu Amerika Serikat adalah negeri dengan penduduk masyarakat yang plural, ras dari sudut manapun belahan dunia akan bisa ditemui di Amerika Serikat. 

Sejarah mencatat Migrasi terbesar di Amerika Serikat ini terjadi pada 2 masa, yang pertama yakni pada masa The Great Depression dan yang kedua pada masa pasca perang dunia ke-2. Pada saat itu imigran pendatang dari benua Eropa dan Afrika paling banyak datang ke negeri paman Sam dan berpusat dibeberapa kota besar seperti Detroit, Michigan, Cleveland, Ohio, dan kota New York.[2]

Hingga sekarang Amerika Serikat masih menjadi Negara paling favorit sebagai tujuan untuk bermigrasi. Namun berbagai kebijakan sempat mewarnai lika liku per-migran-an di negeri Paman Sam ini. Misalnya yang paling fenomenal ialah ketika usulan pembatasan Imigran muslim untuk masuk ke Amerika Serikat dengan alasan keamanan nasional dengan ketakutan pada suatu kaum ekstrimis atau radikal yang akan membahayakan kamanan masyarakat Amerika Serikat. 

Presiden Amerika Serikat saat itu Donald Trump pada awal tahun kepemimpinannya 2017 mengeluarkan suatu dekrit yang melarang imigran dari berbagai negara yang masyarakatnya bermayoritas muslim seperti Iran, Iraq, Libya, Somalia, Sudan, Syria, dan Yemen.[3] Sontak usulan kebijakan ini menuai pro-kontra dari berbagai pihak, berbagai Negara melayangkan protesnya karena tidak setuju dengan kebijakan Amerika serikat karena dinilai sebagai kebijakan yang diskriminatif. 

Pada akhirnya usulan kebijakan dari Donald Trump ini telah ditolak Hakim Pengadilan Federal Amerika Serikat. James Robert yang merupakan perwakilan Partai Republik meminta penundaan perintah eksekutif milik Donald Trump, bahkan ketika Donald Trump masih mengupayakan agar kebijakannya ini bisa disahkan melalui banding di persidangan, tetap saja hakim tidak meratifikasi kebijakan tersebut, dan pada 10 Februari 2017 kebijakan tersebut pun berakhir dengan status dipertangguhkan.[4]

 Meninggalkan Nasionalisme demi Keberlangsungan hidup yang terjamin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun