Mohon tunggu...
Leny Hidayanti
Leny Hidayanti Mohon Tunggu... Guru

Saya adalah seorang guru SD yang antusias dalam mengeksplorasi hal-hal baru, baik dalam dunia pendidikan maupun kehidupan sehari-hari. Semangat saya dalam berinovasi mendorong saya untuk terus mencari pendekatan pembelajaran yang kreatif, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa. Saya percaya bahwa pendidikan yang baik tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menginspirasi dan membentuk karakter. Oleh karena itu, saya senang berbagi praktik-praktik baik yang saya terapkan di kelas, agar bisa menjadi inspirasi dan manfaat bagi rekan sesama pendidik. Bagi saya, menjadi guru adalah proses belajar yang terus berkembang—dan saya bahagia menjadi bagian dari perjalanan itu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Barang Antik Penuh Cinta

29 Juli 2025   19:31 Diperbarui: 29 Juli 2025   19:31 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku dan Bantal Bayiku

Kini usiaku 48 tahun.
Lucu rasanya, tapi aku masih punya dia ,bantal bayiku.

Bentuknya?
Jangan tanya. Lebih mirip kain perca daripada bantal. Warnanya? Sudah seperti peta sejarah. Tapi anehnya, aroma kain usang itu seperti obat penenang alami. Satu peluk, semua beban hidup , dari cicilan sampai kerjaan , terasa... ya, sedikit lebih ringan.

Orang rumah sudah terbiasa. Anak-anakku suka menggoda,
"Bu, itu bantal apa fosil warisan nenek moyang?"
Aku cuma nyengir sambil memeluk erat.

Bantal itu bukan sekadar benda. Ia saksi bisu dari tangisanku waktu bayi, mimpiku waktu remaja, hingga gelisahku di usia dewasa.
Kadang kupikir, mungkin dia satu-satunya "teman" yang tak pernah pergi , diam, tapi setia.

Pernah coba ditinggalin? Pernah. Rasanya malah susah tidur.
Lucu ya? Tapi itulah aku.

Bantal kecil, usang, penuh lubang...
Tapi bagiku, dia seperti pelukan masa lalu yang menenangkan ---

Dan malam ini, sambil menyandarkan kepala di ujung bantal lusuh itu, aku tersenyum.
Karena di tengah dunia yang terus berubah, ada satu hal yang tetap sama:
aku, dan bantal bayiku  yang tak pernah benar-benar pergi dari pelukanku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun