Mohon tunggu...
Lenterasenja berpijar
Lenterasenja berpijar Mohon Tunggu... Novelis - Wiraswasta

Penulis novel, Editor, Penerbit Indie

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sepotong Hati untuk Prasasti (4)

14 Maret 2024   06:08 Diperbarui: 14 Maret 2024   07:02 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Sejak saat itu, bumi tempat Pras berpijak seolah melesak. Langit di atas kepalanya seolah runtuh. Antara sedih, khawatir, perasaan berdosa, semua bercampur jadi satu. Semua pikiran buruk tentang gadis itu terus berkecamuk. Baru bisa ia bayangkan, penderitaan seperti apa yang sudah ia tinggalkan. Bisa ia bayangkan, betapa terpuruk dan tidak berdayanya gadis itu menanggung semua beban dari dosa yang ia tinggalkan.

Dan sekarang, saat binar itu kembali terang, mungkinkah dirinya dimaafkan. Prasti, gadis kecil itu, mungkinkah dia adalah satu jejak dari dosa yang pernah ia tinggalkan?

"Astaghfirullah!"

Meski sudah terlambat, tentu dengan senang hati Pras bersedia untuk menebusnya? Namun, apakah wanita itu bersedia memaafkan? Mungkinkah ia masih mau membukakan hati untuknya, dengan kunci yang sudah ia patahkan?

Melihat kenyataan sekarang, bagaimana kalau ia sudah bahagia dengan orang lain? Dan Prasti ... apa gadis kecil itu betul-betul miliknya?

Kalau diperhatikan dengan seksama, gadis kecil itu sama sekali tidak mirip dengan Laras. Mungkinkah dia bukan anaknya? Atau ... mungkinkah gadis lucu itu lebih mirip ayahnya? Konon, anak perempuan memang lebih banyak menyerap gen ayah. Eh, kalau dilihat-lihat lagi dengan seksama, wajah itu sangat familier. Sepertinya Pras pertama bertemu, tetapi ia lupa.

"Astaghfirullah!"

Pras berpikir, seperti inikah silat pikiran dari sang pendosa seperti dirinya. Beribu alibi selalu saja tersedia untuk membenarkan ambisinya. Padahal, semua itu menunjukkan, betapa pengecutnya dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun