Mohon tunggu...
Leni Mathavani
Leni Mathavani Mohon Tunggu... Narratives with integrity. Insights with impact.

Penulis dan Psikolog yang merangkai cerita ringan dengan sentuhan psikologi, refleksi kerja, dan keheningan sehari-hari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Desain Interior dan Eksterior Rumah Kita

13 Oktober 2025   06:15 Diperbarui: 12 Oktober 2025   20:37 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ventilasi yang luas bukan hanya untuk sirkulasi udara, tapi untuk memberi ruang bagi pikiran yang jernih dan percakapan yang terbuka.

Interior rumah ini menjadi latihan harian: mendengar, menyesuaikan, mengikuti tanpa kehilangan jati diri, dan mengarahkan tanpa mendominasi. Kita percaya bahwa kenyamanan adalah bentuk penghargaan terhadap ritme dan kebutuhan yang berbeda.

Di luar rumah, pagar tidak sepenuhnya menutup.
Ada taman kecil yang bisa dilihat dan dinikmati oleh tetangga.
Lampu-lampu dipasang dengan cermat, cukup terang untuk rasa aman, tapi tidak menyilaukan.

Ia tidak hanya memikirkan estetika, tapi juga bagaimana rumah ini bisa hadir di lingkungan dengan cara yang ramah dan terbuka.
Pagar yang setengah terbuka adalah undangan diam bagi tetangga untuk merasa dekat, tanpa harus mengetuk pintu.
Eksterior rumah ini adalah tentang bagaimana kita hadir di ruang luar, terlihat, terbuka, dan siap mendengar.

Di rumah ini, tidak ada panggung. Tidak ada audiens.
Tidak ada sorotan yang menuntut peran sempurna.

Yang ada hanyalah kebiasaan kecil yang terus berulang, nyaris tak terlihat, tapi membentuk karakter kita setiap hari.

Pagi-pagi, ia menyusun ulang rak di dapur. Bukan karena berantakan, tapi karena saya lebih sering memasak dan rak itu terlalu tinggi untuk saya jangkau.
Ia tidak berkata apa-apa, hanya memindahkan bumbu ke tempat yang lebih rendah. Saya tahu, itu caranya menghormati ritme saya.

Setiap pagi, saya membuka jendela lebih awal. Udara segar masuk, menyapu sisa kantuk, memberi ruang bagi pikiran yang jernih.
Kita tidak pernah membicarakan itu sebagai rutinitas, tapi kita tahu: itu cara kita menyambut hari bersama.

Warna dinding kita pilih dengan hati-hati.
Bukan yang paling trendi, tapi yang tidak menekan suasana.
Abu-abu lembut di ruang tamu, putih bersih di kamar, dan sedikit hijau di sudut baca.
Kita ingin setiap ruang memberi rasa tenang, bukan tuntutan.

Di rumah ini, setiap keputusan kecil adalah bentuk penghormatan terhadap orang lain.

Setiap kebiasaan adalah latihan nilai-nilai yang kemudian kita bawa ke ruang kerja, ke komunitas, dan menjadi budaya yang dirasakan oleh banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun