Mohon tunggu...
Leni Marlina _ FBS UNP Padang
Leni Marlina _ FBS UNP Padang Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Negeri Padang

Dosen Tetap Departemen Bahasa Inggris FBS UNP

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengarungi Pasir Gaza

22 Mei 2024   09:25 Diperbarui: 28 Mei 2024   10:56 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


*Mengarungi Pasir Gaza*

Oleh: Leni Marlina*

Kami, anak-anak Gaza, mengirim pesan kepada seluruh warga dunia,
Saat langkah kecil kami mengarungi padang pasir Gaza,
Di bawah langit yang penuh luka dan kisah yang menyobek dada,
Kami menanti fajar yang datang menjelang, Dalam setiap butir pasir waktu, kuasa Allah nyata adanya.

Di sini kami menyaksikan dunia yang bengis, tapi kami tak lagi menangis, air mata kami sudah kering, karena kezaliman mereka yang terlalu sering.

Kami masih berjalan tegar,
Keajaiban, luar biasa, terjalin di sini, di antara reruntuhan dan doa,
Hati kami sehalus sutra, doa kami menggelegar,
Segalanya adalah rahasia Sang Pencipta.

Tak ada bintang yang jatuh sia-sia, tak ada angin yang berhembus hampa,
Setiap jejak kecil kami di pasir Gaza, setiap perih yang mengiris, setiap luka yang tertoreh, setiap kehilangan orang yang dicinta,
Ditulis sempurna di buku takdir-Nya.


Meski kami dihantam derita dari tangan-tangan zalim yang berkuasa,  meski rumah kami porak poranda, tanah dan hak kami dirampas paksa, Anak-anak Gaza - Palestina, tumbuh semakin kuat, tekat semakin bulat membara,
Bertahan, berjuang dan berkarya dalam nama-Nya.

Keajaiban mengalir di sungai darah kami, sampai kapanpun kami tak kan meninggalkan tanah air kami,
Meskipun deru mesin dan ombak api menggulung harapan sementara waktu.

Kami percaya, yakin sepenuh hati,
Setiap doa kami meletup seperti kembang api,
Tak kan pernah menyimpang dari pelangi-Nya,
Sang Pencipta, pemilik segala kuasa.

Wahai saudara dan sahabat di dunia  luas, kami kirimkan sepotong kisah sedih, yang selalu berulang dalam sejarah, agar kau tak menyerah membuka mata akan kebenaran.

Kami bangkit dari luka, dan kirimkan sepenggal kenyataan, yang teramat berat untuk diceritakan, sebagai pengganti rasa terima kasih atas dukungan dan doa yang kalian kirimkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun