Manfaat Ganda Dari Karya Tulis Ilmiah.
Salah satu tokoh motivational speaker terkenal dari Amerika John Maxwell , menggambarkan passion sebagai "the fuel for will' atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah "keharusan" menjadi "kemauan". Jadi ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya. Salah satu passion yang menjanjikan adalah passion menulis. Buktikan saja, jika passionnya, menulis pasti akan memudahkan segalanya. Salah satunya memudahkan dan melancarkan pekerjaan. Salah satu pekerjaan yang dekat dengan kegiatan tulis - menulis adalah guru. Tidak hanya  tugas keseharian sebagai guru atau pendidik yang akan semakin mudah, namun dalam menulis Karya Tulis Ilmiah pati jadi lebih menguasai.Â
Menulis Karya Tulis Ilmiah, memangnya mau wisuda lagi ? Ah, jangan berpikiran sempit begitu. Selain untuk syarat kelulusan perkuliahan, Karya tulis Ilmiah juga bisa sebagai persyaratan lainnya, Misalnya, untuk kenaikan pangkat, lomba- lomba, atau jika mengadakan Penelitian Tindakan Kelas. Nah sebelum ita telusuri manfaat ganda dari Karya tulis Ilmiah, mari kita cari tahu dulu apa itu karya Tulis Ilmiah atau yang biasa disingkat KTI.Â
KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah
Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Non Buku dan KTI Buku
KTI Nonbuku contohnya : :
KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi
KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal
KTI berupa ulasan atau resensi
KTI Buku antara lain  :
Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi
Buku Pengayaan : monograf, buku teks, buku pegangan, buku panduan
Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding
Perlu diketahui pula bahwa ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, disertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas
Bagaimana struktur penulisan KTI ?
Umumnya berupa struktur bab sebagai berikut ini :
Bagian Isi :Â
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
BAB II. KAJIAN TEORITIS
KAJIAN PUSTAKA
HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
KERANGKA PEMIKIRAN
HIPOTESIS
BAB III METODE PENELITIAN
JENIS PENELITAN
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
SUBJEK PENELITIAN ( POPULASI DAN SAMPEL )
DATA DAN SUMBER DATA
TEKNIK VALIDASI DATA
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
TEKNIK ANALISIS DATA
BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
SIMPULAN
SARAN
HALAMAN AKHIR (DAFTAR PUSTAKA , LAMPIRAN - LAMPIRAN
Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, disertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kaMPUS.
Manfaat ganda KTI
Karya tulis Ilmiah yang telah digunakan, biasanya hanya menjadi hiasan yang ditaruh pada almasih kaca atau disimpan begitu saja. Banyak yang menganggap bahwa KTI yang telah digunakan hanya bisa dijadikan kenang - kenangan saja. Lalu bagaimana agar TI dapat dimanfaatkan kembali, agar memiliki manfaat ganda? Nah seperti yang telah  dijelaskan diatas, biasanya KTI banyak yang berupa bulu, alias belum menjadi buku seutuhnya. Di sinilah tantangan baru dimulai. . KTI disulap dari yang tadinya berupa buku, menjadi buku secara keseluruhan. Jadinya, setelah disulap menjadi buku inilah,manfaat ganda dari KTI sudah berwujud, Iya, buku yang merupakan hasil sulapan dari KTI, masih bisa digunakan untuk berbagai kepentingan, atau bahkan bisa diperjualbelikan.Oke kan ?Â
Bagaimana caranya merubah KTI menjadi buku ?
Secara substansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI
Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab
Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis
Bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku
Memodifikasi Judul
Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).
Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.
Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI Non Buku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas.
Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah
Memodifikasi BAB I
PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku
Pada konversi PTK yang saya buat, saya rubah pendahuluan dengan FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku
Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang
Modifikasi Bab II
Susunan bab dan sub bab dirbah dalam gaya penulisan buku.
Modifikasi Bab III
Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya
Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan
Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya
Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.
Menarasikan bab 3Â
Di awal bab pembahasan maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan. Namun narasi tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan
paling menantang bagian ini.Â
Modifikasi Bab IV.
Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.
memodifikasi Bab V
Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan.
Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.
Modifikasi Lampiran
Lampiran yang disertakan hanyalah instrumen penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.
Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengonversi KTI menjadi buku
Pertama, keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang original punya penulis sendiri
Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi disertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya
Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak.
Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis
Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca
Kegiatan sekedar mengcopy pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan
Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis
Keempat, modifikasi bahasa buku
Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut
Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis
Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.
Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB
Bagaimana cara mengubah gaya penulisan kutipan/ pendapat dari para pakar, agar tidak sekedar copas saja?.. contohnya?
Sumber Asli
Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa:
"Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau
tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh
perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah
Modifikasi
"Karya tulis ilmiah merupakan tulisan perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014)
Agar KTI dapat dimanfaatkan kembali, alias bermanfaat ganda, sepertinya membutuhkan "KEBERANIAN". Walaupun sudah tidak ada softcopynya, Karya Tulis Ilmiah discan dan dikonvert ke word, Jangan sampai mati gaya, karena jamannya sudah canggih saat ini. Apapun bisa dilakukan, jikak menguasai teknik penggunaan dari berabgai aplikasi yang modern.  Begitulah yang disampaikan oleh Eko Daryono, S.Pd., selaku narasumber pada KBMN 28, dengan materi Menulis Buku dari Karya Tulis Ilmiah. Beliau yang merupakan sosok guru yang bersahaja, yang selalu tergerak dan menggerakkan, serta membawa dampak bagi diri dan lingkungan. Kali ini narasumber  didampingi oleh moderator Nur Dwi Yanti, S.Pd.
Demikian hasil reportase saya pada Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI, gelombang 28.Dengan harapan semoga bermanfaat dan tetap semangat