Mohon tunggu...
Lelly Maesarah Haqqani
Lelly Maesarah Haqqani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Collecting stories from the shelves and spreading them through words.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyalakan Lentera Literasi Digital Di Tengah Gelapnya Disinformasi

22 September 2025   09:22 Diperbarui: 22 September 2025   08:43 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah derasnya arus informasi digital, generasi muda Indonesia menghadapi tantangan yang tidak kecil: bagaimana memilah informasi yang benar di tengah banjir disinformasi. Media sosial, yang kini menjadi sumber utama berita bagi banyak orang, sering kali menghadirkan informasi yang belum terverifikasi.

Fenomena ini berdampak serius, bukan hanya pada kualitas diskusi publik, tetapi juga pada arah kebijakan dan keputusan yang diambil oleh masyarakat. Misalnya, isu-isu politik dan sosial dengan cepat viral tanpa adanya kebenaran atau fakta. Akibatnya, muncul polarisasi tajam hingga konflik yang harapannya dapat diminimalisir jika literasi digital lebih kuat.

Generasi muda, khususnya mahasiswa, seharusnya mengambil peran sentral dalam mengatasi persoalan ini. Dengan akses terhadap pendidikan dan keterampilan teknologi, mahasiswa memiliki modal besar untuk menjadi agen literasi digital. Tidak cukup hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga harus aktif sebagai penggerak yang melawan hoaks, memproduksi konten edukatif, dan mengedukasi masyarakat luas.

Literasi digital juga erat kaitannya dengan masa depan bangsa. Jika generasi muda terbiasa berpikir kritis dan reflektif, mereka tidak akan mudah digiring opini tanpa dasar. Sebaliknya, mereka dapat menjembatani perbedaan pemahaman, menjaga persatuan, sekaligus mendorong lahirnya masyarakat yang lebih cerdas dalam menghadapi perkembangan teknologi.

Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan media untuk memperkuat gerakan literasi digital. Misalnya, kampus yang tidak hanya menjadi ruang akademik, tetapi juga ruang praktik bagi mahasiswa untuk melatih keterampilan dan berfikir kritis terhadap informasi. Sementara itu, media perlu berkomitmen menyajikan konten yang berkualitas, bukan sekadar mengejar views atau mencari sensasi.

Pada akhirnya, menghadapi derasnya disinformasi bukan hanya soal melindungi diri dari hoaks, tetapi juga soal membangun masa depan yang lebih sehat bagi Bangsa Indonesia. Generasi muda tidak boleh tinggal diam dan tutup mata, karena tanpa adanya perlawanan dan perubahan, Indonesia akan menjadi negara yang tertinggal bahkan terbelakang.

Lelly Maesarah Haqqani (177251108), Mahasiswa Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga.

Dosen Pengampu Mata Kuliah Logika dan Pemikiran Kritis: Yuani Setiawati, dr., M.Ked.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun