Mohon tunggu...
Leli Hesti
Leli Hesti Mohon Tunggu... Dokter - *Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru*

*Minat dengan hal-hal baru dan teman-teman baru*

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Serunya Menjelajahi Nepal dan Jatuh Cinta dengan Keindahan Annapurna

8 Januari 2020   10:26 Diperbarui: 9 Januari 2020   03:34 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perahu cantik di Phewa Lake. |Dokumentasi pribadi

Pada suatu hari saya memutuskan untuk pergi ke negeri ini. Negeri yang entah ada pada kilometer berapa dari kampung halaman saya.

Pertama kali menginjakkan kaki di bandara Tribhuvan. Tidak ada yang istimewa dan kesannya bahkan begitu sederhana.

Padahal ini adalah gerbang pertama orang dari seluruh penjuru dunia yang akan menaklukkan atap dunia. Iya, betul di pegunungan Himalaya dengan Everest sebagai puncak tertingginya. Pegunungan Himalaya memang membujur antara Nepal, Tibet, Bhutan, India, China bahkan sampai ke Pakistan.

Setelah keluar dari Tribumi, kita sudah berada di Kathmandu, sang ibu kota.

Lalu saya dapati bahwa kota ini begitu berdebu. Debu menyelimuti pada setiap titik kota. Pada seluruh penjuru kota. Konon makin parah setelah gempa hebat melanda Nepal 2015 silam.

Sisa gempa di Kathmandu. |Dokumentasi pribadi
Sisa gempa di Kathmandu. |Dokumentasi pribadi
Kesan lain, bila tidak ingin dibilang agak tertinggal, maka bolehlah kita bilang Kathmandu ini antik. Seperti Jakarta 30-40 tahun lalu yang terekam dalam banyak adegan film.

Antik bangunannya, antik kendaraannya dan bahkan terasa antik saat melihat kabel-kabel listrik di sepanjang jalan ini dengan ruwetnya saling silang, saling menumpuk. Parah sekali. 

Jujur, saya bahkan ngeri melihatnya dan membayangkan akan ada gesekan antara mereka dan kemudian bisa terjadi ledakan atau kebakaran setelahnya, tapi mereka santai-santai saja berjualan di bawahnya.

Meskipun Nepal berbatasan dengan banyak negara, namun budaya India yang paling banyak mewarnai negeri ini. Mulai dari wajah warganya, bahasa, agama bahkan sampai ke makanannya !Terasa sangat India...

Dan walaupun sang Budha (Sidharta Gautama) konon dilahirkan di sini (Lumbini), namun faktanya Hindu menjadi agama mayoritas. Tapi saya senang sekali saat tidak sengaja bertemu dengan seorang Bapak tua yang menjadi pedagang aksesoris di Kathmandu Square dan ternyata dia adalah Muslim, kami bahkan sempat mengaji bersama hehehe.

Teman baru saya..Wajahnya india banget kan?|Dokumentasi pribadi
Teman baru saya..Wajahnya india banget kan?|Dokumentasi pribadi
Kathmandu Durbar Square adalah satu dari tiga tempat wisata utama di sini selain Bhaktapur dan Phatan (Lalitpur). 

Durbar Square yang berarti Royal Squares dalam bahasa Inggris adalah nama generik yang digunakan untuk menggambarkan plaza dan area yang berseberangan dengan istana kerajaan lama di Nepal. Nama ini berasal dari Persia (Darbar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun