Mohon tunggu...
Leksi  Salukh
Leksi Salukh Mohon Tunggu... Swasta -

Menulis untuk mencatat Fakta yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sirih Pinang, Simbol Penghargaan di Timor Tengah Selatan

25 Juli 2017   12:45 Diperbarui: 25 Juli 2017   23:37 8451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suguhkan:Sirih-Pinang dengan Oko Mama dalam Acara Nikah di Nifu Nenobais, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan- NTT. (Dokumen Pribadi)

Contohnya, masyarakat adat Melayu menjadikan sirih pinang menjadi suatu simbol adat Melayu, dilihat dari tradisi lisan Melayu berupa sastra. Sirih dipakai sebagai pembuka pintu rumah. "Pada acara adat di sebagian besar wilayah Indonesia, seperti upacara pernikahan, kelahiran, kematian, siri pinang dipakai," katanya. 

Dikisahkan, kebiasaan sirih pinang mulai bergesar di atas tahun 90-an, yakni ketika tamu datang dan tuan rumah sementara makan, langsung dipersilakan untuk makan. Di bawah tahun 1990-an biasa tamu datang ke rumah meskipun tuan rumah sementara makan, tidak akan langsung dipersilahkan untuk makan tapi masih disuguhkan sirih pinang terlebih dahulu, dan selanjutnya baru di persiapkan makanaan berupa jagung atau nasi baru di persilahkan makan," tuturnya.

Kendati makanan dan minuman lebih penting, tapi sirih pinang, sebuah warisan leluhur harus tetap pegang teguh untuk mengikat tali silaturahmi, relasi dan wujud penghormatan kepada sesama.

Sirih pinang sudah semakin tergeser, namun tradisi makan sirih pinang banyak memberi manfaat bagi Atoin meto. Kalau kota besar menemukan teman melalui mengkonsumsi rokok atau minuman keras, tetapi khusus Atoin Meto, melalui makan siri pinang bisa menemukan saudara dengan menikmati sirih pinang bersama.

Sirih pinang diakuinya tidak bisa dipisahkan dari Atoin Meto, Sirih pinang tidak bisa terlepas, karena ketika bangun pagi seusai menggaruk lidah biasa mengkonsumsi sirih pirang sambil menunggu sarapan pagi disiapkan.

Tak hanya itu saja dalam acara-acara Natoni Adat atau Sapaan Adat mengunakan sirih pinang untuk menyampaikan maksud dan tujuan. "Undangan nikah atau undangan acara bagi orang Timor tidak menggunakan undangan tertulis, tetapi mengunakan undangan sirih pinang. Undangan sirih pinang tersebut disampaikan dua minggu sebelum kegiatan," ucapnya.


Yusak menambahkan bagi tamu dari luar Timor yang belum terbiasa makan sirih pinang menjadi satu tantangan tersendiri yakni dia harus ikut makan sirih pinang meskipun saat makan nantinya mabuk dengan muka merah, kepala pening, karena campuran siri pinang dan kapur harus merata dan seimbang. "Ukuran sirih pinang dan kapur harus merata, karena jika salah satu kurang maka tidak akan sempurna," katanya. 

Dia menjelaskan proses pengambilan siri dan pinang biasanya oleh anak laki-laki yang mahir memanjat pohon. Proses pengambil pinang khususnya tidak seperti baisanya memetik kelapa, sehingga buahnya di buang dari atas pohon. "Biasanya setelah mengambil pinang dipegang dan turun dengan perlahan sampai di tanah," katanya.

Sementara untuk menghasilkan kapur kebiasaan orang Timor yakni memilih batu yang memiliki ciri khas tersendiri untuk dibakar dengan mengunakan kotoran sapi yang sudah kering sampai batu tersebut bisa hangus dan saat disiram mengunakan air terbelah sendiri dan menjadi bubuk.

Sementara untuk tembakau ada pula warga yang langsung mengunakan daun tembakau yang mentah, adapula yang mengiris daun tembakau dan selanjutnya di keringkan baru di konsumsi dengan sirih pinang. Khusus tembakau tidak semua yang makan sirih pinang bisa mengunakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun