Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Surga Tersembunyi Itu Bernama "Morella"

26 Mei 2018   20:04 Diperbarui: 27 Mei 2018   03:16 2893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Ambon bagi saya sudah tak terlalu asing lagi, setidaknya telah 3 kali saya menginjakkan kaki di salah satu kota perjuangan yang ada di republik ini. 

Sayangnya, ke tiga perjalanan saya sebelumnya hanya untuk menunaikan tugas kantor yang padat dan nyaris tak ada waktu untuk menunaikan hasrat saya sebagai penikmat travelling, bahkan sekedar untuk jalan-jalan ke kotanya yang kecil, namun terkenal ramai dan padat ini. 

Ironisnya, saya juga tak sempat berfikir untuk cari tahu spot-spot menarik di kota ini, yang saya tahu hanya pantai Natsepa dan menikmati indahnya teluk Ambon di malam hari yang dikelilingi kota dengan kerlip lampu warna-warni. Biasanya saya hanya sempat belanja minyak kayu putih yang khas dan setelah itu cabut kembali ke Jakarta.

Nah, perjalanan kali ini berbeda dengan sebelumnya, jika sebelumnya saya hanya menjalankan tugas-tugas yang butuh konsentrasi tingkat tinggi, kali ini saya berdua dengan teman saya ditugasi untuk membuat sebuah film dokumenter tentang keindahan ragam jenis ikan hias laut yang telah berhasil di kembangkan di salah satu cabang kantor saya di kota Ambon.

Sebelumnya kami berdua sudah rencanakan membuat spare waktu maksimal 1 hari untuk menikmati ragam keindahan maha karya Tuhan di pulau Ini. Saya tak mau lagi kehilangan kesempatan untuk yang keempat kalinya, fikir saya.

Menghabiskan waktu sekitar 3,5 jam setelah kami take off dari Jakarta pukul 23.39 dan tiba di kota Ambon pukul 06.30 yang disambut gerimis, merubah kota Ambon yang biasanya terkenal dengan teriknya sebagai kota Pesisir yang khas.

Pengambilan film dokumenter yang kami lakukan selesai di lokasi terakhir yakni di pantai Liang yang masuk wilayah administratif Kabupaten Maluku Tengah.

Berbekal informasi spontan dari teman kami asal Ambon, lantas kami ambil rute jalan berlawanan. Ya. Saat itu teman Ambon kami bilang, "kita lewat desa Morella, mumpung di Ambon, kita nikmati pantai yang masih alami", begitu teman saya Wanda menawarkan diri.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Akhirnya kami bersepakat, apalagi ini spare waktu kami yang memang untuk nikmati spot-spot wisata di pulau Ambon ini. Kami langsung tancap gas menuju pantai Morella yang mulai dikenal orang sejak tahun 2016 lalu. Awalnya menurut Wanda tak banyak orang tahu surga yang tersembunyi ini.

Spot pantai Morella ini diperkirakan berjarak sekitar 35 km dari pusat kota Ambon atau sekitar 40 menit perjalanan mengelilingi 1/3 pulau. Anda bisa merental mobil yang banyak di tawarkan sejak kita landing di bandara Patimura. 

Sayangnya saya tidak bisa memberikan info berapa tepat nila sewanya, karena kami menggunakan mobil kantor yg telah disiapkan.

Kami susuri 1/3 pulau Ambon dengan keindahan bukit bukit berbatu dan pohon pohon rempah menahun yang menjulang, infonya pohon rempah itu telah ada sejak zaman belanda dan menjadi daya tarik tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun