Potensi-potensi pedesaan tersebut bisa menjadi magnet dan bisa dijual pada wisatawan sehingga mampu menggerakan pertumbuhan ekonomi perdesaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perdesaan sebagai goal-setting dari penumbuhan dan pengembangan desa wisata.
Keberhasilan dalam penumbuhan dan pengembangan desa wisata secara umum sangat bergantung pada penyiapan fasilitas akomodasi, penyediaan infrastruktur yang memadai dan kemasan atraksi wisata serta dikreasi oleh masyarakat dan para pihak terkait yang menjadi pengelola desa wisata.
Untuk mengembangkan desa wisata terutama untuk meningkatkan kapasitas sarana/prasarana, SDM dan penguatan promosi, pengelola desa wisata dapat membangun kemitraan usaha dengan pemodal, yang terpenting adalah tetap mengedepankan peran serta dan kesejahteraan masyarakat di lokasi desa wisata.
Untuk mengetahui situasi dan kondisi serta menentukan potensi calon desa wisata yg akan ditumbuhkan dan dikembangkan, dapat dilakukan penilaian dengan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dan atau melakukan analisis terhadap faktor-faktor yg terkait dengan Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (KEKEPAN).
Dengan menggunakan _tool_ tersebut dapat diidentifikasi potensi-potensi calon desa wisata baik yang terkait dengan SDA, SDM, dan hal-hal lain terutama keunggulan-keunggulan yg dimiliki oleh calon desa wisata. Hasil analisis dengan menggunakan instrumen PRA atau KEKEPAN akan menggambarkan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian kegiatan penumbuhan dan pengembangan desa wisata secara terarah dan terukur.
Asikin CHALIFAH
Ketua Departemen Pertanian DPP ASPRINDO
Pembina Rumah Literasi (RULIT) WASKITA, Kedungtukang, BREBES
Ketua DPW PERHIPTANI DIY
SEKJEN DPP KOPITU (Komite UMKM Indonesia BERSATU)