Mohon tunggu...
Laurentia Liany
Laurentia Liany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang berlatih dalam dunia jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sixbucks Coffee, Sebuah Culture Jamming

28 Maret 2021   14:46 Diperbarui: 28 Maret 2021   15:09 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Culture jamming pada judul 'Sixbucks Coffee' ditujukan bagi perusahaan kopi Starbucks. Perlu diketahui bahwa Starbucks merupakan salah satu penjual minuman kopi yang telah mendunia. 

Kopi yang dijual Starbucks terkenal dengan harga-harga selangit, sehingga tidak heran bahwa Starbucks memiliki identitas sebagai 'kopi kalangan atas'. Six bucks sendiri mengacu pada makna $6, mata uang Amerika.

Apabila dilihat, logo jamming yang dibuat oleh jammers itu mengambil logo Starbucks yang identik warna hijau putih dengan gambar putri duyung di tengahnya dan dikelilingi oleh tulisan "Starbucks Coffee". 

Logo ini kemudian dijamming dengan mengganti kata 'Starbucks Coffee' menjadi 'Sixbucks Coffee' disertai mahkota putri duyung yang diganti dengan warna emas berkilau. Selain itu, ditambahkan pula gambar dollar yang merepresentasikan uang atau keuntungan yang didapat oleh perusahaan Starbucks.

Dari iklan ini dapat dilihat bahwa para jammers merasa bahwa Starbucks menjual produk mereka dengan harga yang terlalu tinggi, yaitu $6, untuk secangkir kopi. Maka dari itu mereka memanipulasi logo original yang dimiliki oleh Starbucks dengan logo yang mereka buat. Logo ini bersifat menyindir perusahaan Starbucks dengan mengkomunikasikan bahwa perusahaan Starbucks mengambil keuntungan yang tinggi dan memberikan harga yang kurang ramah di dompet.

Daftar Pustaka

Allgaier, J. (2018). Culture jamming. The SAGE International Encyclopedia of Mass Media and Society. Dilansir dari https://www.researchgate.net/publication/326600094_Culture_Jamming

Madrigal, A.C. (16 Mei 2012). The new culture jamming: how activists will respond to online advertising. Dilansir dari https://www.theatlantic.com/technology/archive/2012/05/the-new-culture-jamming-how-activists-will-respond-to-online-advertising/257176/

Putri, L.A. (2011). Culture jamming VS popular culture. Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1): 17-33. Dilansir dari https://doi.org/10.24002/jik.v8i1.179

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun