Mohon tunggu...
Laura PutriElishabet
Laura PutriElishabet Mohon Tunggu... Mahasiswa - Halo

Hai gais

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PPKM Diperpanjang, Pedagang Sayur Mengeluh

30 Juli 2021   23:54 Diperbarui: 31 Juli 2021   00:58 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA - Pemerintah telah menyiapkan skenario perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga enam minggu ke depan. Setelah sebelumnya telah diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat sejak tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021 di daerah Jawa Bali, beberapa hari yang lalu pemerintah resmi memperpanjang kebijakan PPKM, dimana hal ini membuat timbulnya keluhan dan keresahan bagi para pedagang terutama pedagang Pasar Kam Otista, Jakarta Timur.

Semenjak diberlakukannya PPKM yang telah ditutup sampai tanggal 25 Juli, Pasar Kam Otista yang buka dari pukul 05.00 WIB -- 12.00 WIB, mengungkapkan keluh kesahnya berkaitan dengan penerapan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). yang sudah berlangsung dua pekan dan akan diperpanjang itu membuat pemasukan menurun drastis. Dan menjadikan naiknya harga sayuran rata-rata kenaikannya di atas 10 hingga 15 persen.

"Pemasukan sayuran sedikit terhambat karena PPKM Darurat dan banyak jala-jalan yang dilakukan penyekatan, belum lagi pembatasan jam operasional, sehingga menjadikan harga sayuran naik semua, dan menjadikan penurunan yang drastis karena sepi sekali" Kata Ibu Ella, Penjual sayuran di Pasa Kam Otista, Kmis (22/07/2021).

Salah satu pedagang yang merasakan dampak dari kebijakan PPKM ini yaitu pedagang sayur mengeluhkan terjadinya penurunan pada dagangannya. Pedagang sayur tersebut menjelaskan kalau tidak ada pembeli selama PPKM pasar otomatis dagangan tidak laku. Pedagang tak mendapat penghasilan.

Menurut pedagang sayur yaitu Ibu Ella selama PPKM berlangsung sayur-sayuran yang biasanya terjual cepat, kini mengalami penurunan yang drastis, karean sepinya pembeli. "iya, semenjak adanya PPKM ini Pembeli sepi sekali, dan kenapa ko malah tambah di perpanjangan PPKM, yang ada pedagang malah tambah remuk. Kalau bisa PPKM itu tidak usah diperpanjang dan yang penting semua mengikuti anjuran pemerintah untuk taat protokol kesehatan, seharusnya si begitu ya," ujar Ibu Ella.

            "Dengan melakukan protokol Kesehatan, untuk  setiap pedagang maupun pembeli merasa sudah mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, tempat cuci tangan yang telah tersedia disekitaran pasar, itu juga sudah membantu jadi sepertinya percuma dengan di perpanjangnya PPKM ini." kata Ibu Ella.  

            Keadaan pasar sekitar tidak semuanya  terlihat mematuhi protokol yang ada, meskipun begitu saat dilakukan pemantauan pada pukul 15.30 WIB masih banyak sekali pedagang yang tidak mengenakan masker dengan benar, bahkan ada yang tidak memakai masker saat berjualan dan berinteraksi dengan pembeli.

            PPKM ini banyak sekali yang berharap segera berhenti karena banyak rakyat kecil terutama pedagang pasar separti pasar kam otista ini yang cukup merasakan dampaknya terhadap kebijakan PPKM ini. " saya berharharap sekali PPKM ini di hentikan, karna buat apa? Menurut saya percuma, karena rakyat-rakyat kecil seperti saya ataupun kayak pedagang-pedagang kecil di pasar ini sangat mengalami dampaknya dan mengeluh terus terhadap PPKM ini" ujarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun