Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah Special Part] Takdir Pedih Dua Ayah Kembar

11 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 11 Mei 2020   06:18 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dituntun intuisi, Silvi terbangun. Ia kaget mendapati Ayahnya berdarah.

"Ayah...Ayah!" Silvi terisak. Walau siang tadi makian terlontar untuk sang ayah, hati Silvi galau luar biasa.

"Tidak apa-apa, Sayangku. Tidak apa-apa."

Suara lembut itu, rengkuhan hangat itu, menyamankan Silvi. Air mata meluncur turun, terjun bebas membasahi pipi. Calvin mengusap lembut kesedihan yang mengkristal di pelupuk mata anak perempuannya.

"Ayah sakit," desah Silvi.

"Ayah tidak akan meninggalkan Silvi. Apa pun yang terjadi."


Calvin tak tahu, sungguh tak pernah tahu takdir apa yang menunggunya di masa depan. Meski diliputi ketidakpastian, Calvin mencintai Silvi selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun