Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah Special Part] Takdir Pedih Dua Ayah Kembar

11 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 11 Mei 2020   06:18 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adica menggigit bibir. Wajah tampannya bersalut kecewa. Penolakan Silvi akan kehadiran seorang ibu memupus harapan. Putri kecil bergaun putih ini separuh jiwanya. Mana mungkin dia menentang keinginan Silvi?

**   

Calvin menutup pintu utama. Menaiki tangga pualam. Kata-kata dokter penyakit dalam terus terngiang.

Stadium 3A.

Stadium 3A.

Stadium 3A.


Sudah separah itukah?

Tiga malam berturut-turut ia bermimpi. Mimpi buruk tentang suaranya yang hilang. Apa jadinya bila seorang Calvin Wan yang pernah menghabiskan lima tahun masa remaja sebagai pewara, akan kehilangan suara?

Embusan pendingin udara menyambutnya setiba di kamar. Perlahan ia lepas jas dan dasinya. Diraihnya pakaian ganti. Pintu kamar mandi pribadi dia geser. Tak lupa sebelumnya ia mengubah kaca pembatas kamar mandi dalam mode buram.

Air hangat. Busa sabun. Permukaan putih bathtub. Tiga entitas itu sedikit meredakan gemuruh kecemasan dalam pikirannya. Pria oriental bermata sipit yang masih seksi itu terlarut dalam renungan. 

Keputusannya untuk menjadi komisaris utama di perusahaan sudah benar. Biarlah kembarannya saja yang memegang posisi direktur utama. Silvilah yang menyita perhatian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun