Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Ayah Tak Berguna, Sebuah Prolog

11 November 2019   06:00 Diperbarui: 11 November 2019   06:02 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan berharap rasa ini 'kan abadi untuk selamanya

Dan izinkan aku

Memeluk dirimu sekali ini saja

'Tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya

Dan biarkan rasa ini

Bahagia untuk sekejap saja (Ungu-Cinta Dalam Hati).

Piano berdenting lembut di ruang sebelah. Silvi berhenti mengerjakan Prnya. Refleks Adica mengalihkan fokus perhatian dari laporan yang dikirimkan general managernya.

"Dengar, Ayahmu sedang main piano." ujar Adica.

"Ayah nggak berguna. Silvi mau sama Papa aja." cetus Silvi.

Sebelah alis Adica terangkat, "Jangan bilang begitu. Siapa yang jaga Silvi di rumah kalau Papa lagi ke luar negeri?"

Silvi manyun. Tetap saja menurutnya Ayah Calvin tak berguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun