Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Tentang Cattleya yang Menangis

24 September 2019   06:00 Diperbarui: 24 September 2019   06:04 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobilku berbelok ke sebuah kompleks perumahan. Suasananya menyerupai villa. Hamparan perkebunan teh dan danau jernih memanjang di belakang kompleks. Di sini udaranya sejuk dan segar. Jauh dari kesan metropolitan yang pengap dan penuh polusi. Aku mengagumi pilihan Jose ketika mengajakku tinggal di sini.

Kuparkirkan mobil di carport. Aku melangkah ke teras. Tanganku bergerak memencet bel. Pintu putih itu terbuka, dan...

"Bunda!"

Gadis kecilku membukakan pintu. Rambut pendeknya bergerak pelan. Dia menghambur ke pelukanku. Di belakang putri kecilku, kulihat Ayahnya menyusul dengan kursi roda.

"Kemana saja kamu? Arini menanyakanmu dari tadi." tanya Jose dingin.

Kuhela napas panjang. Pelan aku melepas pelukan Arini.

"Aku merawat Calvin. Dia terluka lagi..."

"Calvin, Calvin! Apa suamimu masih kurang menderita dibanding malaikatmu itu?"

Sontak kuletakkan jari di bibir, menyuruhnya diam. Aku meminta Arini pergi ke kamar. Kujanjikan kalau aku dan Jose akan menyusulnya nanti. Setelah Arini pergi, kubeberkan argumen.

"Calvin butuh perhatian kita, Jose. Justru aku percaya kamu kuat. Makanya kubiarkan kamu mengatasi Arini sendiri."

"Bilang saja kamu ingin berduaan dengan Calvin. Aku menolak lupa, Alea." tandas Jose sarkastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun