Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Apel Tergigit Merana

23 September 2019   06:00 Diperbarui: 23 September 2019   06:00 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku mau pergi! Jangan cari aku!" gertak Sivia.

Ia memberikan salam perpisahan berupa pukulan di kepala Calvin. Pukulan itu menghasilkan luka kecil. Aku tergugu. Kucaci-maki Sivia. Baik Calvin maupun Sivia tidak mendengarkanku.

Sejurus kemudian, Sivia merenggut pintu kamar hingga terbuka. Travel bag tersandang di bahunya. Calvin tak kuasa mencegah istrinya pergi. Tubuhnya terlalu lemah untuk mengejar Sivia.

Ow malaikat tampan bermata sipitku, kenapa semuanya jadi begini? Kenapa kamu rela dilukai berkali-kali? Aku ingin memelukmu, ingin menghiburmu. Demi Tuhan, aku tak terima tubuhmu dilukai hanya karena penyakit kejiwaan yang dialami seorang wanita.

Bicara tentang wanita, sejak tadi tubuhku terus bergetar. Pop up bertuliskan Alea berpendar. Alea, pastilah seorang wanita. Wanita berparas cantik dengan hidung mancung dan rambut pendek, begitu yang kulihat di foto kontaknya.

Getaran itu terus berlanjut. Alea sangat mencemaskan Calvin. Bisa kurasakan itu.

Hujan kian deras. Langit menggelap seolah malam datang lebih cepat. Sambaran petir memperparah suasana. Sabtu pagi yang suram.

Di tengah kesuraman itu, Alea datang. Ia menghambur masuk dengan rambut basah. Cepat dipapahnya Calvin ke tempat tidur. Diambilnya kain kompres dan obat luka.

"Sivia lagi, kan?" bisiknya.

Calvin menggeleng. Susah payah memaksakan senyum. Alea mengernyitkan dahi.

"Calvin, jangan tutupi apa pun dariku. Sivia kan yang melukaimu?" desak Alea.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun