Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulanglah Sebelum Aku Tak Bisa Memelukmu (1)

17 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 17 Juni 2019   06:01 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesaat ia tertegun dengan ucapannya sendiri. Dua kata itu, jawaban yang sering dilontarkan perekat jiwanya.

"I see the fear in your eyes." ucap si pria bule penasaran.

Tuhan mendatangkan keresahan di gedung berlapis kaca itu. Keresahan hinggap di kepala pemimpin project kesetaraan gender. Seorang wanita tangguh, cerdas, berpendidikan tinggi, dan cantik jelita meresahkan seorang pria. Pria yang berbulan-bulan ini jauh dari rengkuhannya.

Dering telepon membuat Alea terselamatkan dari keharusan menjawab. Suara soprano milik sekretarisnya terdengar.

"Bu Alea, ada telepon untuk Anda di line 1. Mau diterima? Atau Anda sibuk?"

"Dari siapa?"

"Dari Pak Calvin."

Jantung Alea bagai berhenti berdetak. Untuk apa Calvin meneleponnya ke kantor jelang makan siang begini? Tidakkah ada sesuatu yang gawat? Tapi...

"Tolong katakan saya sibuk," desahnya.

Klik. Telepon ditutup. Alea bersandar letih ke kursi putarnya. Pria bule itu masih di sana.

"Madam Alea, why don't you accept a call from your husband?" selidik si pria bule.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun