Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulanglah Sebelum Aku Tak Bisa Memelukmu (1)

17 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 17 Juni 2019   06:01 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oh Tuhan ku berserah segalanya kepadaMu

Agar jiwaku tenang dengan bimbinganMu selalu (Afgan-Kumohon).

Alih-alih berdoa dan berkontemplasi, Calvin bermain piano. Berusaha membuang kesakitannya lewat denting lembut. Sakit, sakit ini menghantam dadanya.

Sejurus kemudian, Calvin berlutut. Satu tangannya memegang prayer beads. Sekilas mirip rosario dan mala-kalung manik simbol agama Buddha-. Bukan manik-manik biasa yang melapisi benda itu, melainkan mutiara. Calvin berencana memberikannya pada Sivia kalau waktunya sudah semakin dekat.

Waktu? Kian hari, ia kian merasa pasir waktunya terus berkurang. Darah yang mengalir di tubuh fananya makin sering membeku, membentuk gumpalan-gumpalan menakutkan. Calvin takut dengan waktu. Jangan kira ia takut dengan jarum suntik, obat pengencer darah, rasa sakit yang menghebat, dan vonis dokter.

"Ya, Tuhan, kenapa dada ini makin sakit? Bagaimana bila gumpalan darah di jantungku membunuh perlahan...?" lirih Calvin.

Serangan itu lagi. Calvin mencengkeram dada kirinya. Susah payah ia meraih iPad. Dalam kesakitan, dicobanya menuliskan sesuatu.

**   

"Madam Alea, are you ok?"

Seorang pria bule berambut pirang dan berkemeja abu-abu mendekatinya. Alea memalingkan pandang dari layar komputer. Matanya agak merah.

"I'm good," jawabnya tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun