Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah Tampan Luar Dalam

13 November 2018   06:00 Diperbarui: 13 November 2018   06:07 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Asyifa Assegaf-

Katakanlah putri kampus sedang sedih. Sejak menutup pintu mobil, wajahnya tertekuk begitu dalam. Abi Assegaf memahami kesusahan hati putri tunggalnya.

Mobil hitam itu terus melaju menembus jalanan licin berhujan. Untaian tipis kabut menutup langit. Setipis kabut di hati Syifa. Entah mengapa, gadis cantik itu menjadi dua kali lebih manja pada Abinya. Dirapatkannya tubuh pada Abi Assegaf. Disandarkannya kepala ke pundak pria berlesung pipi itu.

"Syifa ada masalah? Cerita sama Abi, Sayang..." bujuk Abi Assegaf lembut.

"Abi...?" panggil Syifa lirih.

"Ya?"

"Syifa sayang sama Abi. Syifa nggak mau ada yang hina Abbi..."

"Oh...I see, Dear. I love you too."

Kecupan hangat Abi Assegaf mendarat di kening Syifa. Anak semata wayang itu menghela nafas, lalu berujar. "Ada yang hina Abi di kampus. Katanya, Syifa punya ayah penyakitan. Ayah yang nggak berguna lagi."

Mendengar itu, Abi Assegaf terenyak. Marahkah dirinya? Sama sekali tidak. Sebab itu kenyataan. Abi Assegaf memang sakit. Sel-sel jahat itu masih bertahan di paru-paru kanannya. Sel-sel jahat yang terdeteksi di stadium dini dan harus dibunuh dengan obat itu pun menggugurkan sebagian besar rambutnya. Gegara penyakit itu, Abi Assegaf sering mengeluhkan sakit di dadanya, beberapa kali kepergok batuk darah sebelum mulai siaran, dan tidur di ruang kerjanya.

"Nak...penyakit itu tanda cinta Allah." kata Abi Assegaf lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun