Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Air Mata Seorang Blasteran

20 Agustus 2018   05:40 Diperbarui: 20 Agustus 2018   05:55 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ya, Allah, mengapa Calvin bisa begitu ikhlas? Mengapa pria yang telah mengalami banyak kesedihan itu ikhlas menerima bentuk-bentuk diskriminasi?

Kini Calvin tak setegap dan segagah dulu. Kesehatannya menurun selama beberapa tahun terakhir. Sisa-sisa kekuatannya mulai memudar. Namun, penyakit tak melunturkan keikhlasan dan kebaikan hatinya.

"Ayo kita keluar, Revan. Yang lain sudah menunggu." ajak Calvin seraya bangkit berdiri.

Dari sudut mata, Revan memperhatikan Calvin. Gerakannya tak selincah dulu. Ia sangat berhati-hati ketika berdiri. Dua detik lamanya Revan melihat jelas Calvin kesakitan.

Rasa sakit dan mual datang tanpa permisi. Membuat Calvin terbungkuk dan merintih tanpa sadar. Ya, Allah, jangan sekarang, bisik hati kecilnya.

**    

Sedihnya jangan lama-lama

Nanti kau bisa mati rasa

Tegarkan hatimu

Dan melangkahlah (Tiffany Kenanga-Jangan Bersedih).

**    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun