Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Bercerai Bukan Jalan Terbaik

9 Januari 2018   07:04 Diperbarui: 9 Januari 2018   08:29 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

**     

Calvin Wan Gugat Cerai Silvi Mauriska

Begitulah judul berita yang menghiasi sejumlah media massa dan media elektronik seminggu belakangan ini. Perceraian di kalangan artis dan model sudah biasa. Penyebabnya yang tidak biasa. Calvin menceraikan Silvi karena ingin Silvi bahagia. Ia tak ingin Silvi ikut menderita bersamanya.

Biasanya, yang terjadi adalah suami/istri menceraikan pasangannya yang sakit karena tak tahan merawatnya. Namun ini justru sebaliknya. Dia yang sakit parah malah menceraikan pasangannya semata demi kebahagiaan pasangannya itu. Agar pasangannya mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik dan sempurna. Ia bercerai karena merelakan pasangannya berbahagia dengan orang lain.

Sungguh sebuah kerelaan yang menyentuh. Kerelaan yang hadir karena cinta. Lantas, bencikah para penggemar Calvin dengan keputusannya menggugat cerai Silvi? Tidak, mereka sungguh memahami. Tak membenci, tak menghakimi. Calvin berhak memutuskan yang terbaik, termasuk memutuskan untuk mengakhiri rumah tangganya.

Persoalan rumah tangga Calvin dan Silvi bersifat pribadi. Hal itu tak melunturkan kekaguman para pembaca artikel-artikelnya, para fansnya, dan rekan-rekannya sesama model. Mereka tetap mengagumi, menyayangi, dan mensupport Calvin. Jangan biarkan satu-dua kesalahan merusak kekaguman dan rasa cinta.

Di paviliun rumah sakit, Calvin terpaku. Menatapi berita-berita yang menyoroti gugatan cerainya. Pria tampan berdarah Tionghoa itu merasakan sakit. Bukan sakit dari ginjalnya, melainkan sakit di sudut hati terdalam lantaran harus berpisah dengan Silvi. Andai harus terpisahkan, mungkin inilah takdir cintanya.

Entah Silvi akan menerima gugatan cerai itu atau berkeras mempertahankan rumah tangganya. Calvin mengharapkan opsi pertama. Agar Silvi bahagia dan tak perlu merasakan sakitnya kehilangan dalam waktu lama.

Menulis menjadi pengalih perhatian. Demi melawan rasa sakitnya, ia menulis. Calvin Wan tetaplah Calvin Wan. Produktif dan konsisten di dunia literasi digital. Setiap hari, ada saja artikel yang ditulisnya di media itu. Kali ini tentang syarat membuat E-shop yang bagus. Ia seolah tak pernah kehabisan ide dalam menulis. Seperti ia tak pernah kehabisan cara untuk mencintai Silvi. Bercerai pun merupakan salah satu caranya mencintai Silvi.

Di mata Calvin, Silvi adalah wanita istimewa. Ia selalu mendoakan kebbahagiaan Silvi. Pikirnya, Silvi takkan bahagia bila terus bersamanya. Jalan satu-satunya adalah bercerai, lalu bergerak di belakang layar untuk mempersatukan Silvi dengan Revan.

Sementara itu, Silvi tak bisa menerima gugatan cerai Calvin. Tak peduli bagaimana keadaan Calvin, Silvi akan selalu mencintainya. Takkan mau berpaling ke lain hati. Calvin lebih dari sekadar istimewa. Ia sempurna di mata Silvi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun