Begitu kita tahu dia sedang bersedih, stress, frustasi, dll, dekati dia. Perlihatkan niat baik kita. Buat dia nyaman dengan kehadiran kita. Kalau kita ragu menanyakan kenapa dia terpuruk atau ragu melakukan kontak fisik padanya, cukup dekati dia dulu. Pastikan dia merasakan kehadiran kita.
2. Dengarkan dan tanggapi
Saat dia telah siap menumpahkan beban dan emosinya, jadilah pendengar yang baik. Dia ingin menangis, izinkan saja. Jangan menyuruhnya berhenti. Sediakan pundak kita untuk tempatnya bersandar. Ulurkan tangan kita untuk mengusap air matanya. Dia ingin berbicara panjang lebar, berkeluh kesah, dan mencurahkan isi hatinya, dengarkan dengan sabar. Terkadang orang lain butuh didengarkan. Kalau perlu, beri respon. Asalkan respon positif dan membesarkan hati. Jangan pernah sekali pun menghakimi, menyalahkan, atau menyudutkannya. Betapa pun tidak masuk akal cerita dan perasaannya.
3. Pahami perasaannya
“Kamu tahu nggak sih? Dia nggak jujur sama aku...kenapa dia menghilang begitu lama dan nggak mau jujur? Sakit, kan?”
“Bayangin kalo kamu jadi aku. Kurang apa aku sama dia? Aku selalu ada buat dia, bujuk dia buat mau hypnotherapy lagi biar lebih cepat sembuh, aku support dia, tiap hari aku kasih waktu buat dia meski aku sibuk. Tapi kenapa dia kayak gini sama aku? Nggak peduliin aku, nggak jujur sama aku, sok sibuk bikin tesis, ngakunya di asrama itu susah komunikasi karena Cuma ada satu handphone di sana, nggak pernah ada pas aku mau bicara sama dia. Sakit rasanya...”
“Iya, aku paham. Aku ngerti gimana perasaan kamu. Jangan sedih...ya?”
Bagi orang yang belum terbiasa, ini sedikit sulit. Pahamilah perasaan orang lain, meski terkesan tidak logis dan kekanak-kanakan. Cobalah tempatkan diri kita dalam posisinya. Rasakan kesedihannya, kekecewaannya, luka batinnya, dan kemarahannya.
4. Biarkan dia mengekspresikan kesedihannya
Ada banyak cara untuk mengekspresikan emosi. Menangis, berteriak, melemparkan barang-barang, mengeluh, atau terdiam tanpa ekspresi. Biarkan dia melampiaskan emosinya. Beri dia kesempatan untuk melakukan itu. Jangan sampai emosi negatif terpendam. Meski demikian, kita boleh melakukan intervensi saat pelampiasan emosi itu dirasa membahayakan. Misalnya dengan makan terlalu banyak, melukai diri sendiri atau orang lain, melakukan percobaan bunuh diri, dll.
6. Hibur dan tenangkan dia