Namaku Raka, Biasa aja, gak terlalu menonjol, gak terlalu pintar, gak terlalu ganteng juga.
Tapi dari dulu, aku percaya satu hal cinta itu gak butuh alasan, kadang cukup pake perasaan.
dan inilah kisahku, tentang seseorang yang bikin aku yakin sama hal itu.Â
namanya Alya, dia cewek yang gak pernah nyadar kalau dirinya manis, padahal senyumnya aja bisa bikin orang lupa kalo dompetnya kosong.
dia satu kampus sama aku, beda jurusan.
kami pertama kali ketemu waktu aku jadi panitia acara kampus, dan dia peserta yang datang telat. Waktu itu dia nyelonong masuk aula sambil ngos-ngosan, dan dengan polosnya bilang,
Maaf kak, macet banget, padahal aku udah lari dari depan gerbang.
Jujur, aku gak langsung suka,tapi ada satu momen, waktu dia duduk dan buka botol minum, dia minum kayak orang kehausan parah, dan habis itu senyum lega.Â
entah kenapa, senyum itu kayak bikin jantungku berhenti sebentar gitu, hari-hari berikutnya aku mulai iseng cari tahu soal dia.Â
Follow Instagram-nya, lihat story-nya, dan sempat satu kali pura-pura nyasar ke jurusannya padahal cuma pengen lihat dia dari jauh.
Gila ya, cowok bisa sebegitu tololnya cuma buat lihat cewek, tapi ya itu dia, perasaan kadang gak masuk akal.Â
Aku mulai nyari cara biar bisa ngobrol sama dia, Â aku ikut satu komunitas kampus, yang katanya dia juga gabung di situ.Â
dan bener, dia sering datang, duduk manis di pojok, kadang nulis-nulis sendiri.Â
Aku pernah iseng nanya, kamu suka nulis ya?Â
dan dia jawab sambil senyum, Iya, tapi cuma buat diri sendiri.
dari situ aku tahu, dia tipe yang gak banyak ngomong, tapi punya banyak hal di kepala.
Aku suka Alya, bukan karena dia cantik, pintar, atau punya sesuatu yang spesial.Â
aku suka dia... ya karena dia aja.Â
Gak ada alasan, kalau dekat dia, rasanya tenang, kayak pulang ke rumah, tapi dia ramah ke semua orang, jadi aku bingung, dia ada rasa juga gak ya?
kami semakin lama makin deket.Â
nongkrong bareng, ngobrol, tapi dia sering cerita tentang cowok lain, Rasanya sakit, tapi aku tetap ada buat dia. Temen-temen bilang aku bodoh, tapi aku cuma bisa jawab, Gak tahu gue cuma pengen ada buat dia.
Sampai suatu hari dia menjauh. Setelah lama gak muncul, dia cerita kalau dia patah hati bukan karena gagal jadian, tapi karena ditinggalin harapan.Â
Hari itu dia bersandar di bahuku dan bilang, "Mungkin aku terlalu fokus sama orang yang gak lihat aku, padahal ada yang selalu ada. Hatiku gemetar, tapi aku tetap diem.
Setelah itu dia mulai berubah, lebih perhatian, lebih sering nyari aku.Â
Tapi aku masih menahan diri, aku gak mau dia deket cuma karena kesepian.Â
Lalu malam hujan dan mati lampu di kampus, kami duduk bareng.
aku bilang aku cuma figuran yang suka tokoh utama.Â
Dia jawab, Kalau aku tokoh utama, kamu itu pemeran penting yang gak aku sadari.
Akhirnya aku jujur, aku bilang aku suka dia, dari dulu, Gak pakai alasan, dia jawab, Mungkin aku telat sadar.Â
Tapi sekarang aku gak mau kamu pergi. Â Sejak itu, gak ada janji-janji manis.Â
kami cuma tahu, cinta ini nyata.Â
gak perlu logika, gak butuh alasan, cuma perasaan yang gak pernah pergi, meski gak dipanggil.
artinya cinta yang mereka miliki datang dengan tulus, tanpa dipaksa, dan selalu ada meskipun tidak diminta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI