Alkisah redaksi majalah kampus berencana mengeluarkan edisi khusus mengenai bulan puasa. Dalam rapat redaksi diputuskan salah satu kolom adalah wawancara mahasiswa berprestasi mengenai bulan puasa. Setelah berembug akhirnya diputuskan untuk mewawancarai Del.
Del tergolong mapala, bukan mahasiswa pecinta alam, tetapi mahasiswa paling lama. Apa sih prestasi Del? Paling lama mbaurekso di kantor himpunan. Nama aslinya Sadeli. Cuma kemudian dipanggil Del. Gara-gara setiap menjelang yudisium namanya selalu ke-delete.
"Bagaimana perasaan Bang Del setiap kali menjelang bulan puasa?, tanya reporter majalah kampus.
"Saya merasa sangat bergembira sekali akan bertemu lagi dengan bulan puasa", ucap Del penuh takzim bagaikan ustad seleb yang lagi syuting di tv.
"Saat bulan puasa, saya bisa bersilaturahmi dari mesjid ke mesjid. Bukankah silaturahmi itu akan melapangkan rizki?", jawab Del sambil memainkan pulpen inventaris himpunan di tangan bagaikan sedang berzikir.
Rizki yang dimaksud Del adalah menu spesial buka puasa. Tentu saja Del sebelumnya sudah melakukan "operasi intelejen", bahwa pada hari-hari tertentu di suatu mesjid ada menu unggulan untuk berbuka puasa. Nah, di hari itulah Del akan hadir untuk bersilaturahmi.
Kadang-kadang Del merasa bosan dengan buka puasa yang disediakan mesjid. Nah, itulah saatnya Del bersilaturahmi ke rumah rekan-rekannya. Tentu saja yang dipilih adalah rumah mereka yang warga lokal, masak mau numpang buka ke tempat sesama anak kost, lha statusnya sama-sama "penggembira" ..
"Nanti sore Gue ke rumah Loe ya? Mau pinjam buku sama fotocopy catatan", begitu modus klasik yang dipergunakan Del untuk berkunjung. Untuk hal ini Del sangat tepat waktu, lebih disiplin daripada saat masuk kuliah, minimal sejam sebelum waktu buka. Soalnya kalau datangnya lima menit sebelum waktu buka, kan kelihatan ngarep banget.
Selepas berbuka menikmati takjil yang disuguhkan oleh tuan rumah, menuju ke mesjid terdekat, atau kalau mesjidnya jauh numpang sholat di rumah teman tersebut. Setelah itu ya ngobrol-ngobrol lagi sampai lama. Keluarga temannya yang hendak lanjut makan besar merasa pekiwuh juga. Akhirnya Del juga ikut diajak makan besar. Ada sebuah prinsip yang dipegang ketat oleh Del, selama bulan puasa, satu rumah cukup sekali saja. Soalnya kalau diulang, ntar temannya sudah keburu melakukan "persiapan".
Alkisah suatu kali ketika Del numpang buka di rumah temannya, sebut saja Son, disuguhi kari ayam. Enak sekali. Wah pastilah nyonya rumah pintar memasak. Berhari-hari Del masih terbayang-bayang enaknya masakan tersebut. Belum seminggu Del sudah menjalankan "aksinya" lagi.