Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Stasiun Kereta Api Rancaekek, Destinasi Ngabuburit Gratisan tapi Tak Membosankan

16 Maret 2024   08:17 Diperbarui: 16 Maret 2024   10:41 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun kereta api Rancaekek. Foto: Irma Tri Handayani

Menjelang magrib adalah waktu yang selalu ditunggu saat Ramadan dan sangat krusial. 


Satu atau dua jam menjelang Adzan biasanya anak-anak lebih enggak sabaran menanti saat  berbuka .

Bagi mereka   waktu terasa lebih lama ketika suara adzan tak juga  berkumandang padahal mereka sudah tak sabar untuk segera berbuka.

Itulah mengapa perlu mengalihkan perhatian mereka dalam menunggu saat berbuka agar tak terasa lama.

Untuk mengalihkan mata mereka dari jam dinding, dan pertanyaan kapan adzan., ngabuburit menjadi pilihan yang tepat. 


Mulai jam 4, a anak-anak sudah rapi jali dan berbaris rapih nunggu emaknya siap.

Biasanya saya menyelesaikan dulu masak agar saat pulang ngabuburit masakan sudah siap.

Motor pun di keluarkan, karena memang lokasi ngabuburitnya tak begitu dekat dari rumah, takkan kuat kalau dilewati dengan jalan kaki saja.

Stasiun kereta api Rancaekek menjadi pilihan yang pas untuk saya mengantarkan anak-anak ngabuburit. 

Perjalanan menuju ke stasiun Rancaekek yang berjarak 3,4 Km bisa dilewati dalam waktu 12 menit kalau merujuk dari google maps. 

Tangkapan layar google maps stasiun Rancaekek. Foto: Irma Tri Handayani
Tangkapan layar google maps stasiun Rancaekek. Foto: Irma Tri Handayani

Karena judulnya ngabuburit maka kecepatan motor dikurangi agar waktu yang dilewati lebih lama lagi. 

Prinsipnya kan selama mungkin di jalan agar adzan magrib segera terdengar saat kembali ke rumah. 

Lalu apa ada saja sih yang kami lakukan di lokasi favorit ngabuburit kami ini? 

Nah, inilah ritual kami saat ngabuburit di stasiun kereta api Rancaekek Kabupaten Bandung. 

Pertama setelah dekat area Stasiun Rancaekek, kami biasanya kami berdiam dulu dan tak melanjutkan perjalanan mendekati stasiun.

Kami memilih berhenti memperhatikan stasiun dari balik pagar. 

Si  bungsu yang usianya 5 tahun  memang di masa penasaran dan selalu punya pertanyaan tentang apa yang dilihat. 

Memperhatikan stasiun kereta api dari jauh. Foto: Irma Tri Handayani
Memperhatikan stasiun kereta api dari jauh. Foto: Irma Tri Handayani

Melihat bangunan stasiun, jalur rel kereta yang memanjang dan orang-orang yang bersiap menunggu kereta datang. 

Itu saja akan menjadi bahan tanya jawab yang panjang antara saya dan si Bungsu. 

Kadang  ada kereta yang tampak bersiap melakukan jalan atau kebetulan lewat. 

Nah, kedua setelah melihat stasiun kereta dari balik pagar, saya pun memajukan lagi motor untuk mendekati area palang pintu. 

Ketika kereta akan lewat, maka palang pintu di turunkan. Suara "nenanenot.." kata anak saya yang khas yang dikeluarkan saat kereta akan lewat itu biasanya bikin si bungsu heboh. 

Kalau beruntung tak lama kereta api lewat. Namun kadang juga kereta masih jauh dan belum terlihat. 

Meskipun demikian anak-anak selalu suka momen menunggu itu.Makin lama malah makin seru katanya . 

Menunggu kereta api lewat dekat palang pintu. Foto: Irma Tri Handayani
Menunggu kereta api lewat dekat palang pintu. Foto: Irma Tri Handayani

Ketika akhirnya kereta lewat, maka anak-anak tambah heboh lagi. 

Seperti melihat mainan besar yang lewat mereka kegirangan dibuatnya. Padahal mereka sudah lihat kereta api berulang-ulang. 

Tak lupa mereka akan lambaikan tangan saat kereta akhirnya melewati kami berharap ada yang melihat lambaian. 

Kalau beruntung ada pak Masinisnya yang balas lambaian tangan. 

Kalaupun tidak anak-anak tetap berteriak dadah dan berharap penumpang yang ada di kereta melihat mereka. 

Melambaikan tangan saat kereta lewat. Foto: Irma Tri Handayani
Melambaikan tangan saat kereta lewat. Foto: Irma Tri Handayani

Selesai kereta lewat kamipun melintasi rel dan mengambil jalan yang tak sama dengan tadi waktu datang. 

Sengaja jalan yang dilewati berbeda kalau perlu sedikit jauh untuk memperlambat perjalan xan berharap adzan berkumandang saat sampai. 

Itulah stasiun kereta api Rancaekek yang biasa kani jadikan lokasi favorit saat ngabuburit. 

Tak pernah bosan anak-anak mengunjungi stasiun kereta api Rancaekek menjelang berbuka. 

Destinasi ngabuburit yang satu ini memang gratisan saat dikunjungi, namun saat pulang anak-anak biasanya minta melipir dulu ke pasar takjil. 

Jadi ya sebenarnya ga gratis-gratis amat sih karena tetap aja ada yang jajan yang keluar wkwkwkw. 

Jadi, stasiun kereta api Rancaekek adalah lokasi favorit kami saat ngabuburit. 

Bagi belum pernah  ngabuburit seperti kami, coba deh, buat anak-anak ini pas banget. 

Ada edukasi transportasi yang bisa disampaikan seraya melihat kereta lewat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun