Mohon tunggu...
Langit
Langit Mohon Tunggu... -

Aku ingin berjalan seiring, bukan digiring.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Critical Situation

13 November 2018   16:15 Diperbarui: 13 November 2018   16:32 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bocah itu hanya mengangguk sembari memakai jaket pemberianku. Tangannya tak perlah lepas menggenggam baju ibunya.

Hari semakin gelap. Rimbunnya pohon dan tanaman yang ada mempersempit celah bagi cahaya untuk menembus hutan ini. Kami semua duduk berdekatan di dalam minibus untuk mengurangi hawa dingin yang mulai terasa. Aku menggiring mereka semua untuk memulai percakapan. Obrolan ini kurasa efektif untuk memecah ketegangan yang ada. Lihat saja si Fred begitu bersemangat menceritakan beberapa pengalamannya. Lukman membantu anaknya memahami cerita si Fred, maklum usia Kevin baru delapan tahun. Raut ketakutan sudah hilang dari wajah kevin, digantikan dengan antusiasme mendengarkan cerita Fred. Di sebelahku, Anggi dan Kanaya sesekali berdebat menanggapi cerita Fred, mereka tampak lebih tenang sekarang, terutama Kanaya, dia bahkan tak lagi menempelkan senter hp di dekat wajahnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30, seharusnya penjaga hutan yang membawa motor sudah hampir sampai. "Semoga saja dia tidak tersesat" batinku dalam hati. Aku mencoba mengambil alih pembicaraan.

"Maaf Fred, bisa kau tunda dulu ceritamu, ada yang ingin kusampaikan."

"Oh silahkan" jawab Fred sambil tersenyum.

"Oke seperti yang kalian ketahui, jemputan akan segera datang kesini, jadi kurasa ini waktu yang tepat untuk membagi siapa saja yang akan berangkat terlebih dahulu"

"Untuk menghindari pertengkaran, aku dan pak Her sudah terlebih dahulu berdiskusi mengenai pembagian ini, jadi keputusan yang akan kubacakan merupakan buah pikiran dari pak Her dan aku."

"Namun apabila ada yang merasa keberatan dan mampu memberikan argumen yang logis maka akan ku pertimbangkan lagi. Setuju?" tanyaku menutup orasi singkat barusan.

"Setuju" jawab mereka semua berbarengan.

"Baiklah kalau begitu, langsung saja. Setelah ini jemputan motor akan segera tiba. Kanaya, kau pergilah pertama. Penjaga akan mengantarmu menuju pondok yang berada di dekat pintu masuk hutan. Keputusan ini diambil dengan alasan phobia Kanaya terhadap gelap. Sementara batrai hp sudah semakin menipis. Dapat dimengerti?"

"Baiklah" jawab Luqman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun