Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Seorang petani yang menyukai menulis disaat waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sulitnya Menolak Upeti Serangan Fajar Ditengah Kesulitan Ekonomi Keluarga

12 Februari 2024   22:05 Diperbarui: 12 Februari 2024   22:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
spanduk serangan fajar (foto: kompas.id)

Pemilu 2024 hanya tinggal menghitung jam saja, begitu juga dengan serangan fajar yang mulai menggeliat secara diam-diam melalui door to door dan mirisnya adapula yang secara terang-terangan. Ini adalah fenomena yang telah menjadi tradisi turun-temurun di tanah air kita dan pastinya sangat sulit untuk diberantas secara tuntas oleh Bawaslu.

Serangan fajar kerap menjadi senjata pamungkas para caleg tertentu untuk mendulang suara, dan persentase keberhasilan pun sangatlah tinggi sehingga cara busuk ini kerap dijadikan senjata utama para tim sukses untuk memenangkan majikanyadi pemilu.

Target utama mereka adalah para kalangan ekonomi kebawah dan juga para pelajar yang sudah memiliki hak suara, dengan nominal yang menggiurkan pastinya target akan sulit menolak upeti tersebut.

Percayalah Bawaslu tidak akan bisa mencegah serangan fajar sampai kapanpun, karena kunci utama pencegahan ini adalah kesadaran masyarakat dan pastinya para caleg yang terpilih harus melaksanakan visi dan misinya apa yang mereka janjikan harus ditepati secara bertahap.

Inilah yang dapat mengembalikan kepercayaa masyarat kepada caleg pilihan hati mereka bukan berdasarkan serangan fajarnya, para caleg terpilih harus bisa adil baik didalam maupun diluar dapilnya. Jika ini terwujud maka masyarakat tidak akan tertarik dengan serangan fajar dari caleg-caleg yang tidak memiliki program kerja yang realistis.

Kenapa Banyak Masyarakat Menerima Serangan Fajar?

Mungkin Anda akan berpikir rendah kepada mereka yang rela menjual suaranya pada oknum tertentu, namun sejatinya mereka tidak peduli dengan siapa yang mereka pilih, karena dari tahun ke tahun sampai dari caleg ke caleg mereka tidak mendapatkan kelayakan dan kesejahteraan dari para caleg pilihan hati mereka sendiri.

Mirisnya mereka selama ini hanya korban iming-iming kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, sembako dan bla..blaa dari caleg pilihan hati mereka, dan ini selalu terjadi dari caleg ke caleg lainya. Inilah yang membuat kepercayaan masyarakat terhadap para caleg hilang dan bahkan mereka lebih memilih golput karena tidak ada caleg yang bisa dipercaya omongannya.

Disatu sisi banyak masyarakat miskin yang justru menunggu serangan fajar dari para caleg, bayangkan jika dalam satu rumah ada dua atau lebih yang memiliki hak suara. Pastinya upeti tersebut bisa membantu perekonomian keluarga meskipun hanya sekedar, karena hanya disinilah suara mereka bisa dihargai para caleg.

Karena setelah mereka mendapatkan kursi empuk legislatif, mereka akan lupa dengan jargonnya masing-masing saat kampanye. Dari dulunya ramah tamah sampai mau berjabat tangan dengan kaum marjinal kini merasa enggan untuk singgah apalagi mau berjabat tangan.

Faktor utama yang membuat masyarakat kerap menerima serangan fajar oknum caleg adalah karena faktor ekonomi, banyak masyarakat kita yang mengalami kesulitan ekonomi. 

Inilah kenapa masyarakat kita sulit menolak serangan fajar saat pemilu semakin dekat, karena faktor ekonomi, hilangnya kepercayaan terhadap semua para caleg. Dalam artian, siapapun yang terpilih tidak ada untung ruginya bagi mereka.

Apa resiko memilih caleg hanya karena upetinya?

Pada umumnya caleg yang suka menebar serangan fajar itu rata-rata visi dan misi sangat jarang ada yang terealisasi, mereka itu sebenarnya hanya haus jabatan saja. Percayalah, mereka itu sebenarnya tidak perduli dengan keluhan-keluhan Anda karena mereka hanya memikirkan dirinya saja.

Bahkan infrastruktur jalannya saja di dapilnya tidak diperhatikan apalagi dari luar dapilnya, inilah salah satu bahayanya jika memilih caleg berdasarkan upetinya bukan berdasarkan kemampuanya. Inilah yang membuat laju perkembangan dan kesejahteraan masyarakat selalu jalan ditempat dan bahkan ada yang mengalami kemunduran.

Jadi, sangat berbahaya memilih caleg-caleg yang tidak memiliki mental kompetitif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun