Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Seorang petani yang menyukai menulis disaat waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menteri Saling Sikut Popularitas dan Elektabilitas? Bukan Jaminan jadi Capres 2024

10 November 2021   23:02 Diperbarui: 10 November 2021   23:21 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi para menteri Jokowi periode 2020-2024 | (aset: solopos.com)

Jadi, sebaiknya para menteri petahana yang berminat mencalonkannya dirinya sebagai capres di 2024 harus berani meniru tindakan dan gagasan ibu Susi jika ingin mendapatkan simpati dari rakyat.

Sebaiknya pula, jangan kebanyakan konferensi pers atau bicara ide dan gagasan di sana sini hanya ingin di ekspos media saja, akan tetapi tindakan dan realisasinya nol besar. 

Tunjukkan ide dan program kerja masing-masing dengan tindakan, karena secara tidak langsung Anda akan menjadi sorotan publik jika kerja Anda memuaskan.

Sebaiknya para menteri petahana yang saat ini mencari popularitas dan elektabilitas bisa berkaca dari menteri pekerjaan umum bapak Basuki Hadimuljono, ia selalu melakukan pekerjaannya dengan baik setelah berhasil menyelesaikan tugasnya justru media berbondong-bondong untuk meliputnya dan bagi rakyat yang menikmati hasil kerjanya akan merasa puas.

Hal-hal seperti inilah yang harus dilakukan para calon presiden 2024 jika ingin menunjukkan kapasitasnya sebagai orang yang layak dipilih menjadi orang nomor satu di negeri tercinta ini.

Berbicara elektabilitas pastinya berbicara popularitas, disini akan cenderung untuk saling menjatuhkan. Karena sesama menteri tidak ada lagi saling koordinasi dan kerjasama yang ada hanya saling hujat dan menjatuhkan.

Ini merupakan hal yang sangat ditakutkan jika para menteri bernafsu untuk mencalonkan dirinya menjadi capres di tahun 2024, yang ada hanya kebobrokan yang akan terjadi di dalam kementerian karena terlalu fokus cari popularitas dan lupa dengan pekerjaan masing-masing.

Tidak bisa dipungkiri, jika di dalam kementerian di isi oleh orang dari berbagai partai koalisi, dalam artian menteri memiliki misi masing-masing dari partai.

Yang saya kuatir, seandainya ada menteri yang berminat capres 2024 justru malah memanfaatkan posisinya di kementerian dengan cara mempromosikan dirinya menggunakan fasilitas negara.

Untuk mendukung dan menjatuhkan rivalnya di kementrian tentunya akan menggunakan jasa buzzer, percaya tidak percaya inilah yang akan terjadi jika isu capres di dalam kementerian itu benar.

Bisa jadi kekacauan akan terjadi jika tidak dicegah sedari awal, karena para menteri hanya akan menjalankan tugasnya yang tercatat berbeda dengan misi program kerjanya di kementerian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun