Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Seorang petani yang menyukai menulis disaat waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Mistis Mendengar Suara Anak Ayam Tengah Malam Saat Piket Jaga di Gudang Damkar

29 Oktober 2021   09:43 Diperbarui: 29 Oktober 2021   10:19 10549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi suara anak ayam tengah malam | (aset: caping.co.id)

Cerita ini saya angkat berdasarkan pengalaman pribadi saya pada tahun 2006 silam, apakah ini ada kaitannya dengan dunia lain atau tidak kembali lagi ke pembaca.

Saat itu saya bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit swasta di daerah Sumatra Selatan, kebetulan saat itu saya membidangi administrasi dan logistik divisi Damkar perkebunan.

Damkar perkebunan ini adalah satuan petugas (satgas) yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan, pencegahan dan pengendalian, hanya khusus untuk di areal HGU (hak guna usaha) perusahaan dan tidak ada kaitannya dengan pemerintah setempat.

Meskipun Damkar kami hanya dibawah naungan perusahaan saja, tidak menutup kemungkinan juga kami bisa bersinergi dengan pemerintah desa untuk memberikan bantuan berupa antisipasi dan pemadam.

Demikian penjelasan tentang Damkar perkebunan, kembali lagi ke topik utama. Sebagai petugas Damkar tentunya harus cepat, tanggap dan sigap.

Sehingga semua personil divisi Damkar wajib menjalankan piket jaga selama 24 jam setiap harinya agar tercipta reaksi cepat jika ada kebakaran di areal kebun.

Kebetulan personil Damkar kami hanya 15 personil dan kemudian dibagi menjadi dua regu, untuk sistem piket di lakukan 3 hari sekali di lakukan rotasi .

Nah, setelah lima bulan bekerja di Damkar kebun barulah saya mendengarkan ada sebuah kejanggalan di gudang Damkar kami. 

Saat itu yang piket adalah reguku yang berjumlah 6 personil, kebetulan hari itu seingat saya hari rabu dini hari karena sekitar jam 01:45 kami menonton bola final liga champion antara Barcelona vs Arsenal pada tahun 2006.

Entah angin apa yang terjadi, kami sangat jelas mendengar suara anak ayam seperti sedang mencari induknya. Suara anak ayam tersebut sangat mendecit sehingga terdengar jelas. 

Teman saya bernama Ratama kemudian bercanda "Bah! kode alam ada suara anak ayam subuh-subuh",  Tigor kemudian merespon perkataan Ratama "biasanya itu menandakan pasang air laut."

Karena merasa tidak ada yang janggal kami pun mengabaikan suara ayam tersebut, namun anehnya setelah kami membahas suara anak ayam tersebut suaranya kok terasa jauh gitu, dan setelah kami abaikan suaranya terasa dekat lagi.

Berselang tiga hari kejadian tersebut terulang kembali namun tidak digudang Damkar, melainkan di mess karyawan yang memiliki bayi. Menurut ibu (sebut saja Polandia) tersebut apa yang ia dengar sama seperti yang kami dengar.

Setelah ia mendengar suara anak ayam tersebut, anak bayinya terus menerus menangis hingga bayi tersebut demam di pagi harinya. Pada esoknya, kabar tersebut tersebar ke mess karyawan plasma yang berjarak lima kilometer dari mess karyawan kebun inti.

Kebetulan di mess plasma ada karyawan yang memiliki kemampuan metafisika, kemudian karyawan tersebut mampir ke gudang Damkar saat pulang kerja dari lapangan.

Kebetulan yang piket regu dua, dan saat jam 19.00 jadwal pertukaran piket siaga di gudang Damkar dan yang piket adalah regu satu yaitu regu saya.

Bapak yang berusia 52 tahun tersebut bercerita kepada kami, dimana rumah ibu si Polandia (yang istrinya mendengar suara anak ayam tersebut). Kemudian kami mengarahkan bapak tersebut kerumahnya, namun sayangnya ibu dan bapak Polandia sedang izin keluar karena membawa anaknya berobat, hal tersebut disampaikan tetangganya.

Kemudian, bapak tersebut kembali lagi ke gudang Damkar dan menceritakan kenapa dan mengapa tersebut terjadi. Bapak tersebut langsung menceritakan ini ada kaitannya dengan kisah mistis dimana penunggu tersebut marah karena tempatnya dikotori tanpa permisi.

Kami yang berbeda di gudan Damkar pun langsung merinding dan tertegun mendengar perkataan bapak tersebut. Giovan kemudian memperjelas maksud perkataan bapak tersebut "maksudnya, ada roh halus ya pak?', ungkap Gio.

Bapak tersebut pun kembali meyakini kami dan berkata "ia," ada makhluk dari dimensi lain yang ingin menegur orang yang sudah mengotori tempatnya.

Gio kembali bertanya "maksudnya pak de, mengotori gimana?', bapak tersebut mengatakan buang air besar sembarangan dan kencing sembarangan, kebetulanyang dikotori itu adalah tempatnya tinggal.

Sumpah! Mendengar penjelasan bapak tersebut badan terasa lemes dan gemetar, kemudian bapak tersebut langsung ke intinya mengingat jam sudah mulai menunjukkan pukul enam sore.

Ia berkata, adakah dari kalian yang mendengar suara-suara hewan aneh diluar kebiasaannya?, Ratama menjawab, seminggu lalu kami mendengar suara anak ayam seperti sedang mencari induknya, saat kami membahas suara tersebut suaranya tiba-tiba kecil seperti di dengar dari kejauhan begitulah pak de, ucap Ratama.

Bapak tersebut menjelaskan, setau saya mana pernah anak ayam mendecit subuh-subuh mencati induknya, terkecuali ia di dalam kandang bersama induknya itu hal lumrah jika anak ayam bersuara. Emang, disini ada yang melihara ayam ya? 

Kami pun langsung berpikir, benar juga kata bapak ibu kemudian kami menjawab, tidak ada yang memelihara ayam di seputaran gudang Damkar karena di belakang samping kiri-kanan hanya pembibitan sawit.

Bapak tersebut tertawa, "gimana sih kalian  masa tidak berpikir sejauh itu." Suara anak ayam itu sebenarnya tidak ada, dan suara tersebut hanya di buat-buat oleh penunggu yang tempatnya dikotori tersebut.

Suara itu adalah suara kuntilanak, ia mencoba berkomunikasi kepada kalian jika keberadaannya ada di sekitar kalian. Nah, seperti yang dijelaskan oleh teman kalian tadi, saat kalian membahas suara tersebut suaranya semakin jauh itu benar.

Saat kalian mendengar suara tersebut dan mulai membahasnya berarti ia menganggap kalian sudah mengetahui keberadaannya, ia sengaja membuat suara tersebut terdengar jauh namun sesungguhnya ia sudah berada dekat disekitar kalian.

Kebetulan yang saya rasa, ia pernah berada diatas gondola (rak yang dibuat untuk menyimpan sampan boat karet Damkar) sambil mendengarkan kalian berbicara.

Ia sebenarnya tidak menganggu, tujuannya hanya ingin diketahui keberadaannya saja, siapa dari kalian yang pernah memancing di parit gajah (drainase induk) kemudian buang air besar di bawah pohon kapok tanpa menutupnya ataupun tanpa permisi.

Farhan tampak gemetaran dan ketakutan dan ia hanya bisa terdiam, kemudian si bapak menyapa Farhan "kamu kenapa dek, kok ketakutan amat", lalu Farhan bercerita jika yang buang air besar tersebut dirinya dan suami ibu si Polandia.

Kala itu mereka sedang memancing ikan lele dan gabus pada malam hari sekitar jam 21.00 gitulah. Mereka ada 8 orang saat itu memancing, kebetulan kami memancing pencar-pencar, saya dan pak Polandia berdekatan.

Ia, mengaku jika ia sebenarnya permisi untuk BAB namun ia hanya menutupinya dengan bongkahan tanah liat putih. Tidak tau kalau bapaknya si Polandia pak de, ungkap Farhan sambil tergagu-gagu.

Jangan takut, gak apa-apa kok ia hanya ingin memberitahukan keberadaannya saja kok tidak ada maksud lain. Lain kali kalau budayakan permisi ya kalau mau buang air dimanapun itu jika berada di dalam perkebunan atau tempat lainnya.

Kalau bisa, nanti ajak bapak si Polandia ketempat kalian buang BAB tersebut dan minta maaf, kalau BAB-nya pasti sudah tidak ada karena sudah tercerna alam.

Jika bertemu dengan pak Polandia sampaikan ya pesan saya, kemudian Farhan langsung memotong pembicaraan si bapak, dan berkata "pak de, apakah ia akan datang lagi untuk menengur kami? Pak de menjawab "ia," raut wajah Farhan menjadi pucat dan keringat dingin.

Lalu pak de berkata lagi bercanda kok, ia tidak akan datang lagi kok, tenang saja ia hanya ingin memberitahu keberadaannya saja. Namun, tidak ada salahnya kalian pergi lagi minta maaf kalau ada waktu jika pun tidak tidak apa-apa juga kok.

Ini adalah kisah mistis pertama saya dan masih ada banyak kejanggalan yang saya rasa setelah kejadian tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun