Semut C : manusia..., manusia gemes aku pingin nyubit ee..gigit kamu
Semut B : belum kita gigit saja mereka sudah berteriak-teriak " semut-semut kecil, aku mau tanya.." e...e...itukan lagunya si eno lerian, ha...ha...
Semut D : tapi tidak semua manusia serakah dan rakus yang itu membuat otak dan hatinya  hilang isi. Ada juga manusia yang baik hatinya, terjaga prikemanusiaannya, dan berhati-hati dengan kehidupan duniawinya agar selamat hingga di akhirat nanti.
Semut D : mereka memilih untuk susah sendiri dan menyembunyikan aib saudaranya dari pada dipandang benar oleh manusia tapi celaka dihadapan-Nya.
Semut A : mereka memilih sekuat tenaga memegang agama walau hancur hatinya, "toh itu hanya bagian episode dalam kehidupan, suatu saat aku akan merindukan hari ini, hari dimana hatiku dihancurkan dan aku memilih menjaga kelestarian pergaulan, suatu saat, meski itu hanya di akhirat ", begitu pikirnya.
Semut B : orang yang menggenggam amanah walau penjara bahkan nyawa taruhannya.
Semut C : biarpun harus hidup sederhana takkan tergoda dengan harta haram.
Semut D : menjadi panutan yang disegani kawan maupun lawan.
Semut A : ya...apa jadinya jika dunia hanya dihuni manusia-manusia yang tak berprikemanusiaan.
Semut D : manusia yang menyembah manusia lainnya, karena kebodohannya.
Ibu : e..e..bapak kok gak disimpan kembali lauk-lauknya, kan bisa diincipi semut-semut nakal nanti. Kebiasaan nih si bapak, pelupa, mending juga si semut kali ya...(menutup mulut menahan tawa..)
Bapak : ''''''''''''''''''''(melongo tak tahu harus berkata apa..)