Mohon tunggu...
lailiyati .
lailiyati . Mohon Tunggu... Guru - GURU

GURU

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perbincangan Sekelompok Semut

27 Januari 2023   11:43 Diperbarui: 27 Januari 2023   12:13 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semut B : tentu saja, meski penjajah sudah hengkang dari negerinya, tapi sifat-sifat nya masih mereka junjung tinggi. Lihat saja politik devide et impera, atau politik memecah bambu tetap mereka pakai.

Semut D : apa maksudmu,

Semut B : kau tidak tahu ya...cara orang untuk memecah bambu, mereka menginjak satu ujung, dan meninggikan ujung yang lainnya, kemudian mereka membelahnya, untuk menjadikannya terpecah-belah.

Semut A : sungguh terlalu..

Semut C : sadis

Semut A : tak berprikebambuan, e... berprikemanusiaan

Semut D : dengan mudahnya mereka mengaku mampu merogoh dompet mereka untuk membantu, tapi hak seseorang mereka masukkan ke sakunya dengan suka cita dan tak mau mengaku. Mending hak itu berupa uang kalau bukan, gimana coba mereka ngembaliinnya nanti.

Semut A : ya gampang dong, tinggal minta maaf doang, sambil tertawa-tawa...ha...ha...apalagi ini kan moment hari raya bagi mereka, masalah selesai

Semut B : hi...hi...lucu ya mereka

Semut D : ya... itulah kalau pinternya palsu, nilainya palsu, kata hati dan kata mulutnya tercerai-berai.

Semut A : antara kata hati dan kata mulut joko sembung naik ojek. Kagak nyambung jek..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun