"Bagaimana jika kita ke rumah mereka. Bilang bahwa Ibu membutuhkan tenaganya untuk beres-beres  rumah dan cuci tiap hari di rumah ini. Sambil kita bawa masakan daging Ibu untuk mereka, kita bilang, ini hadiah untuk Qomar anak lelakinya, mumpung Ibu masak banyak hari ini. Begitu ide yang bagus kan?"
"Yeee.... "
"Ibu hebat. Baik bu. Ayo kita berangkaaat."
"Eeh, tunggu dulu. Bawakan mereka nasi dan lemon tea juga ya, barangkali saja nasinya belum matang."
"Baiklah anak Ibu hebat. He...he...."
Mereka berangkat ke rumah Kania, dengan bertos dulu sebelumnya.
****
Hatiku sangat gembira.
Sampai di rumah mereka, aku menunggu diseberang jalan. Sambil berdoa semoga Ibu tidak salah bicara, dan semoga mereka berkenan menerima permintaan Ibu untuk bisa bekerja paruh waktu di rumah kami.
Aku melihat dari kejauhan Ibuku dan ibunya Kania berbincang. Ibu menyerahkan bawaanya dan diterima Ibunya Kania.
Ibu keluar rumah mereka. Lebih cepat dari dugaanku. Memang Ibu lihai dalam berkata-kata. Syukurlah ya Allah.
Aku membayangkan saat ini Qomar sedang lahap makan masakan daging dari Ibu. Semoga ....
****
Bangil, Senin ; 12 Agustus 2019
Al-Istnain, 11 Dzulhijjah 1440 H.