Pentingnya Studi Kelayakan dalam Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan di Indonesia tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Salah satu instrumen penting dalam memastikan hal ini adalah studi kelayakan (feasibility study). Studi kelayakan merupakan kajian sistematis untuk menilai apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dan memberikan manfaat secara teknis, finansial, hukum, lingkungan, hingga sosial. Dengan kata lain, studi ini menjadi fondasi penting sebelum pemerintah maupun swasta memutuskan untuk melanjutkan sebuah proyek.
Mengapa Studi Kelayakan Penting?
Kesalahan dalam menilai sebuah investasi atau proyek dapat menimbulkan kerugian besar, baik bagi investor, pemerintah, maupun masyarakat. Studi kelayakan berfungsi sebagai peta jalan untuk mengurangi risiko tersebut. Bagi investor, hasil studi ini memberikan gambaran mengenai proyeksi keuntungan dan risiko yang mungkin muncul. Sementara bagi pemerintah, studi kelayakan menjadi dasar dalam pemberian izin dan memastikan proyek tidak menyalahi aturan serta tidak merugikan masyarakat.
Lebih jauh, studi kelayakan juga penting bagi masyarakat. Dalam konteks pembangunan, transparansi menjadi tuntutan publik. Masyarakat kini ingin memastikan bahwa proyek-proyek yang hadir di wilayah mereka tidak hanya membawa keuntungan ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.
Komponen Studi Kelayakan
Menurut Subagyo (2007) dan Sofian (2024), komponen studi kelayakan terdiri dari:
- Aspek Pasar dan Pemasaran – potensi permintaan, segmentasi, serta strategi distribusi.
- Aspek Teknis Produksi dan Teknologi – lokasi, kapasitas, teknologi yang digunakan.
- Aspek Manajemen/SDM – struktur organisasi, kompetensi tenaga kerja.
- Aspek Hukum – legalitas, izin usaha, peraturan terkait.
- Aspek Lingkungan – dampak sosial-ekologis, kebutuhan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
- Aspek Keuangan – analisis investasi: NPV, IRR, payback period, BEP.
Studi Kasus: Prediksi Durasi Proyek Konstruksi Gedung
Graciella & Anondho (2020) meneliti proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta dengan pendekatan Earned Schedule. Tujuannya untuk memprediksi durasi proyek berdasarkan faktor internal (jumlah dan luas lantai) serta faktor eksternal (pendidikan, penyerapan teknologi, pengalaman tenaga kerja, ketersediaan teknologi, dan inovasi).
Hasil penelitian menunjukkan:
- Model regresi menghasilkan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,763, yang berarti 76,3% variasi durasi dapat dijelaskan oleh faktor internal-eksternal.
- Setelah ditambahkan variabel dummy (tipe bangunan: apartemen, perkantoran, hotel), R² meningkat menjadi 0,784, menandakan ketepatan prediksi semakin baik
- Faktor signifikan yang memengaruhi durasi antara lain pengalaman tenaga kerja, jumlah lantai, dan luas lantai.
Implikasinya, studi kelayakan tidak hanya fokus pada aspek finansial, tetapi juga mempertimbangkan dinamika teknis dan manajemen proyek agar hasil pembangunan sesuai rencana waktu, biaya, dan mutu.